Produksi Beras 2021 LampauiKonsumsi, Panen Januari-April 2022 14,6 Juta Ton Beras
LUAS panen dan produksi padi di Indonesia 2021 telah dirilis resmi BPS berdasarkan Angka Tetap (ATAP), pada 2021, luas panen padi mencapai sekitar 10,41 juta hektare dengan produksi sebesar 54,42 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 31,36 juta ton.
Produksi beras 2021 sebesar 31,36 juta ton ini diperkirakan surplus 1,33 juta ton dibandingkan perkiraan kebutuhan konsumsi setahun sebesar 30,03 juta ton.
Badan Pusat Statistik (BPS), memprediksi terdapat peningkatan luas panen padi periode Januari-April 2022. Peningkatan tersebut, secara langsung akan menaikkan produksi gabah kering giling (GKG) sekaligus produksi beras nasional.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, menyampaikan BPS mencatat potensi produksi padi pada Subround Januari–April 2022 diperkirakan mencapai 25,4 juta ton GKG setara 14,63 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 1,82 juta ton GKG (7,70%) jika dibandingkan dengan produksi padi pada Januari–April 2021 yang sebesar 23,58 juta ton padi setara 13,58 juta ton beras.
Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Moh Ismail Wahab menengarai kondisi dampak perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan produksi di beberapa provinsi sentra, selain itu perhitungan produksi dan luas panen juga bergeser jika akhir tahun 2022 masih belum ada hujan.
“Kemarin kan memang ada peringatan BMKG terkait antisipasi dampak iklim, nah ini salah satu dampaknya, jika musim hujan bergeser maka otomatis musim tanam petani juga akan mundur, sehingga perhitungan produksi juga bergeser ke tahun 2022,” sebut Ismail
Seperti halnya Lampung dan Jatim pada tahun 2021 ini mengalami kenaikan luas areal yang terkena kekeringan. Di Lampung kejadian kekeringan dilaporkan di bulan Juni-Oktober dengan kejadian tertinggi bulan Agustus di Lampung Tengah dan Lampung Timur.
Kemudian di Jatim dilaporkan kejadian kekeringan tertinggi bulan Mei dan Juni di Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Gresik dan Sampang.
Selain dampak perubahan iklim, konversi lahan juga menjadi faktor berkurangnya luas panen.
Jumlah penduduk yang meningkat dan kebutuhan alih fungsi lahan menjadi konsekuensi semakin terbatasnya lahan pertanian. Terutama di Sumsel memang ada banyak terjadi alih fungsi lahan.
Namun demikian Kementerian Pertanian telah melakukan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan produksi, yakni dengan perluasan areal tanam baru pada lahan yang belum termanfaatkan seperti di lahan perhutanan, perkebunan. Memanfaatkan lahan bera untuk bisa menjadi lahan produktif.
Kemudian juga tahun 2022 ini menggenjot program peningkatan indeks pertanaman. Dari yang awalnya setahun tanam satu sampai dua kali ditingkatkan menjadi tiga sampai empat kali tanam setahun.
Pada tahun 2021 ini produktivitas padi tercatat mengalami kenaikan menjadi sebesar 5,22 ton per hektere dibandingkan produktivitas tahun 2020 sebesar 5,12 ton per hektare.
Terkait produktivitas yang meningkat, Ismail menyebut upaya peningkatan produktivitas salah satunya dilakukan dengan penggunaan perluasan varietas unggul bermutu (VUB) yang memiliki potensi hasil tinggi.
“Pemerintah tetap akan berupaya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, di saat pandemi melanda tentunya ada beberapa hambatan namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin. Dan yang pasti kondisi beras kita masih surplus,” pungkas Ismail. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
BPS: Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Alami Kenaikan Mencapai 118,77
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Pemerintah Dinilai tidak Optimal Tekan Angka Kemiskinan
Pemprov Jateng Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan jadi 0,30 Persen
Harga Pangan Melonjak, Garis Kemiskinan Maret Naik
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap