Rusia-Ukraina Naikkan Risiko Keuangan Global tapi belum Bikin Krisis
![Rusia-Ukraina Naikkan Risiko Keuangan Global tapi belum Bikin Krisis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/c6968341b577c0c07fc688e10c505cda.jpg)
INVASI Rusia ke Ukraina mengguncang pasar dan mendorong negara-negara untuk memberlakukan tindakan pembalasan yang dapat merugikan ekonomi global. Untungnya, belum ada krisis keuangan yang terwujud. IMF mengatakan itu pada Selasa (20/4).
Dalam Laporan Stabilitas Keuangan Global terbaru, pemberi pinjaman krisis yang berbasis di Washington mengatakan serangan Moskow terhadap tetangganya itu bukan peristiwa sistemis global dari sudut pandang keuangan, tetapi tetap menyusahkan ketika negara-negara pulih dari pandemi di tengah inflasi yang tinggi. "Meskipun dampak ekonomi diantisipasi, terutama di kawasan perang dan Eropa, tidak ada peristiwa sistemis global yang memengaruhi lembaga keuangan atau pasar telah terwujud sejauh ini," kata IMF.
Namun, laporan tersebut memperingatkan bahwa risiko stabilitas keuangan telah meningkat di beberapa bidang. Risiko tersebut dapat menguji ketahanan pasar keuangan global di tengah ketidakpastian besar, terutama jika stres berinteraksi dengan kerentanan yang sudah ada.
Harga minyak mentah dan komoditas lain melonjak secara global sejak invasi dimulai pada akhir Februari. Sanksi Barat terhadap Moskow meningkatkan risiko gagal bayar utang Rusia sehingga menimbulkan dampak susulan yang menyebar di luar sistem keuangannya.
IMF mengatakan perang telah mengkristalkan saluran penguatan spesifik dari guncangan yang beroperasi melalui pasar keuangan, seperti menyebabkan volatilitas harga komoditas. Konflik tersebut dapat mengejutkan harga komoditas dan mendorong inflasi lebih tinggi atau memicu serangan siber yang menghantam sistem keuangan global.
Baca juga: Pasar Asia Bereaksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Ini dapat berdampak negatif pada pergeseran ke energi hijau di seluruh dunia. IMF mencatat bahwa harga komoditas yang lebih tinggi dan gangguan pasokan kemungkinan akan membuat transisi menuju energi terbarukan lebih mahal dan kompleks.
Di luar dampak perang, laporan itu menunjuk ke Tiongkok. Aksi jual baru-baru ini di saham dikombinasikan dengan krisis utang di sektor realestat dan peningkatan kasus covid-19 di negeri tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan dengan kemungkinan limpahan ke pasar negara berkembang. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap