visitaaponce.com

Penyesuaian Tarif Listrik Dinilai tidak Mengganggu Perekonomian

Penyesuaian Tarif Listrik Dinilai tidak Mengganggu Perekonomian
Ilustrasi pekerja memperbaiki jaringan transmisi tenaga listrik.(Antara)

KEBIJAKAN penyesuaian tarif listrik golongan rumah tangga dengan daya 3.500 voltampere (VA) ke atas (R2, R3) dan golongan sektor pemerintah (P1, P2, P3) yang diterapkan pada 1 Juli 2022, dinilai tidak mengganggu kinerja ekonomi nasional.

Hal itu ditekankan ekonom Indef Abra Talattov. Menurutnya, penyesuaian tarif listrik 5 golongan 3.500 VA ke atas menunjukkan pemerintah berani memberikan fleksibilitas kepada PT PLN (Persero) melalui tarif adjustment.

"Penyesuaian tarif listrik yang berlaku pada 1 Juli tidak mengganggu perekonomian. Mengingat segmen yang terkena dampak sekitar 2 juta pelanggan," kata Abra, Rabu (15/6).

Baca juga: 1 Juli, Tarif Listrik Golongan 3.500 VA ke Atas Naik

Abra menyatakan pelanggan R2 yang dianggap golongan mampu, tidak terganggu dengan penyesuaian tarif listrik. Sebab, pelanggan sudah menggunakan peralatan elektronik yang lebih mumpuni. Seperti, konsumsi AC lebih dari 2 unit dan rata-rata memiliki kendaraan roda empat. 

Berdasarkan data Kementerian ESDM, dampak penyesuaian tarif listrik pada kuartal III 2022 sangat kecil, dengan proyeksi memengaruhi inflasi sekitar 0,019%. Di sisi lain, penghematan kompensasi dari kenaikan tarif listrik mencapai Rp3,09 triliun atau 4,7% dari total kompensasi. 

Abra menyoroti total kompensasi PLN pada 2021 yang mencapai Rp24,6 triliun. Diketahui, 5 golongan (R2, R3, P1, P2, P3) telah mengurangi beban kompensasi sekitar Rp1,7 triliun atau menyumbang 6,9% kompensasi pemerintah untuk PLN. 

Baca juga: Negara Bisa Hemat Rp3,1 Triliun dari Kenaikan Listrik 3.500 VA ke Atas

Terkait dampak terhadap pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Abra berpendapat kebijakan pemerintah malah membuat pelaku usaha di sektor tersebut melakukan migrasi golongan pelanggan. Dengan perpindahan golongan pelanggan, pelaku UMKM mendapatkan tarif listrik yang lebih menarik.

"Mungkin ada golongan rumah tangga atas yang juga pelaku UMKM. Ini malah momentum migrasi golongan, karena mereka bisa dapat tarif subsidi," pungkasnya.(RO/OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat