Meraup Cuan dari Anyaman Rotan
![Meraup Cuan dari Anyaman Rotan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/a06b8cce20035a1578ba6eb842e08838.jpg)
BERDIRI sejak 2008, Marajaki merupakan sanggar seni pertunjukan, khususnya tari dan musik. Berbasis di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sanggar UMKM Marajaki yang dipimpin Benny M Tundan juga tampil di beberapa wilayah luar Kalimantan, termasuk di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Untuk mendukung kegiatan kesenian mereka, pada 2018 Marajaki membentuk konsep bisnis yang disematkan dengan tiket pertunjukan. Biasanya di boks tiket, mereka juga menjual beberapa aksesori dan kudapan produksi anggota sanggar. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal entitas bisnis Marajaki Kreatif yang kini memiliki produk utama sepatu dan tas anyaman rotan.
“Sejak itu, kami terus berinovasi pada produknya. Dari yang benar-benar tradisional, kami coba kombinasikan dengan produk modern, seperti anyaman rotan itu bisa ditempel di sepatu atau kaus. Kami mengangkat kearifan lokal di produk-produk modern,” kata Benny saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (12/10).
Karena di Kalimantan belum ada pabrik sepatu, Marajaki pun mendapat suplai sepatu dari salah satu merek lokal di Pulau Jawa. Dari sepatu yang sudah jadi, kemudian mereka kreasikan dengan anyaman rotan dan lukisan abstrak.
Melalui kreasi produk unik itulah Marajaki Kreatif terpilih menjadi salah satu dari 16 finalis acara puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022. Mereka pun didapuk sebagai finalis terbaik subsektor kriya. Sebelum menjadi finalis di acara puncak, mereka harus bersaing dengan sekitar 6.000 UMKM di 16 kota. Marajaki mewakili wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meski basis mereka dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
“Jadi AKI itu kan diselenggarakan di 16 kota di Indonesia. Nah, di Kalimantan itu ada dua titik. Satu di Pontianak (Kalimantan Barat) dan satunya di Banjarmasin (Kalimantan Selatan). Jadi kami dari Palangka Raya ikut seleksi di Banjarmasin,” jelas Benny.
Karena menjadi finalis, Marajaki pun berkesempatan ikut pameran pada 6-9 Oktober 2022 di salah satu mal di Tangerang. Selama empat hari pameran, Benny mengaku ada eskalasi penjualan produk-produknya menjelang hari akhir.
“Kalau untuk penjualan, cukup ramai. Apalagi menjelang hari-hari terakhir. Ini mungkin juga terbantu dengan artis yang tampil. Tapi ke depan mungkin perlu dipikirkan terkait perlunya momen diskusi di antara para finalis AKI. Selama di sana, hanya ada waktu untuk fokus berjualan. Tidak ada waktu khusus yang diberikan kepada finalis untuk bisa tukar pikiran terkait industri UMKM. Ditambah, perlu juga memikirkan lokasi pameran yang bisa mengundang para investor,” kata Benny.
Membenahi digital
Saat ini, Marajaki memiliki sekitar 15-20 jenis produk, mulai sepatu, tas, kaus, masker, hingga suvenir-suvenir kecil seperti gelang anyaman rotan. Dalam sebulan, setidaknya skala produksi mereka yang berbentuk besar mencapai 50-an item. Adapun untuk produk aksesori bisa mencapai 300 item.
Pendapatan Marajaki juga masih mengandalkan pasar luring seperti bazar dan pameran. Setidaknya jika dalam sebulan ada dua kali bazar, mereka bisa mengantongi Rp15 juta hingga Rp20 jutaan. Dalam bulan-bulan reguler tanpa bazar, rerata omzet mereka ada di angka Rp5 jutaan.
“Kalau sekarang penjualan 65% masih mengandalkan dari acara pameran. Untuk digital, kami juga baru mengandalkan Instagram dan Whatsapp. Di lokapasar digital, belum kami optimalkan,” kata Benny.
Belajar dari beberapa pelatihan dan program mentoring, Benny mengakui sisi digital Marajaki masih perlu dibenahi. Apalagi sekarang eranya sudah menuju ke ekosistem ekonomi digital. Salah satu yang menjadi tantangan Marajaki ialah belum ada sumber daya yang mampu mengelola instrumen digital, baik kampanye maupun pemasarannya. Di samping itu, karena Marajaki berangkat dari sanggar seni, sisi pengelolaan bisnis juga belum tergarap secara mapan.
“Kami memang mengakui kelemahan kami masih di optimasi digital karena tenaga kami terbatas. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk bisa merekrut orang yang memang punya keahlian dalam mengolah konten kreatif dan pemasaran digitalnya,” tukas Benny. (M-3)
Terkini Lainnya
Pelajar SMA Labschool Cirendeu Tangsel Bawa Misi Budaya ke Festival Internasional Polandia
Ada Sosok Aktris Dani Mukti di Balik Megahnya Pernikahan di Candi Borobudur
Cara Perkenalkan Bayi pada Bahan Herbal dengan Aman
Edukasi Siswa Cinta Budaya dengan Pagelaran Kolosal
Jamu Ternama Atasi Masuk Angin Dapat Penghargaan Indonesia Best Living Legend Brand 2024
Kunjungi Festival Pasir Padi, Promosikan Budaya dan Wisata Pangkalpinang
Tuah Rotan Hasilkan Cuan
BRILIANPRENEUR Berikan Manfaat Nyata Bagi Karuhei Ethnic
Desain Dapat sebagai Cara Mengurangi Limbah Plastik
Nasabah PNM Mekaar dari Bali Turut Selamatkan 1.200 Orang dari Jeratan Rentenir
Memperkuat Ekosistem Sanggar Seni
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap