visitaaponce.com

Meraup Cuan dari Anyaman Rotan

Meraup Cuan dari Anyaman Rotan
Benny M Tundan(Dok. Marajaki Kreatif)

BERDIRI sejak 2008, Marajaki merupakan sanggar seni pertunjukan, khususnya tari dan musik. Berbasis di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sanggar UMKM Marajaki yang dipimpin Benny M Tundan juga tampil di beberapa wilayah luar Kalimantan, termasuk di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Untuk mendukung kegiatan kesenian mereka, pada 2018 Marajaki membentuk konsep bisnis yang disematkan dengan tiket pertunjukan. Biasanya di boks tiket, mereka juga menjual beberapa aksesori dan kudapan produksi anggota sanggar. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal entitas bisnis Marajaki Kreatif yang kini memiliki produk utama sepatu dan tas anyaman rotan.

“Sejak itu, kami terus berinovasi pada produknya. Dari yang benar-benar tradisional, kami coba kombinasikan dengan produk modern, seperti anyaman rotan itu bisa ditempel di sepatu atau kaus. Kami mengangkat kearifan lokal di produk-produk modern,” kata Benny saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (12/10).

Karena di Kalimantan belum ada pabrik sepatu, Marajaki pun mendapat suplai sepatu dari salah satu merek lokal di Pulau Jawa. Dari sepatu yang sudah jadi, kemudian mereka kreasikan dengan anyaman rotan dan lukisan abstrak.

Melalui kreasi produk unik itulah Marajaki Kreatif terpilih menjadi salah satu dari 16 finalis acara puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022. Mereka pun didapuk sebagai finalis terbaik subsektor kriya. Sebelum menjadi finalis di acara puncak, mereka harus bersaing dengan sekitar 6.000 UMKM di 16 kota. Marajaki mewakili wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meski basis mereka dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

“Jadi AKI itu kan diselenggarakan di 16 kota di Indonesia. Nah, di Kalimantan itu ada dua titik. Satu di Pontianak (Kalimantan Barat) dan satunya di Banjarmasin (Kalimantan Selatan). Jadi kami dari Palangka Raya ikut seleksi di Banjarmasin,” jelas Benny.

Karena menjadi finalis, Marajaki pun berkesempatan ikut pameran pada 6-9 Oktober 2022 di salah satu mal di Tangerang. Selama empat hari pameran, Benny mengaku ada eskalasi penjualan produk-produknya menjelang hari akhir.

“Kalau untuk penjualan, cukup ramai. Apalagi menjelang hari-hari terakhir. Ini mungkin juga terbantu dengan artis yang tampil. Tapi ke depan mungkin perlu dipikirkan terkait perlunya momen diskusi di antara para finalis AKI. Selama di sana, hanya ada waktu untuk fokus berjualan. Tidak ada waktu khusus yang diberikan kepada finalis untuk bisa tukar pikiran terkait industri UMKM. Ditambah, perlu juga memikirkan lokasi pameran yang bisa mengundang para investor,” kata Benny.

 

Membenahi digital

Saat ini, Marajaki memiliki sekitar 15-20 jenis produk, mulai sepatu, tas, kaus, masker, hingga suvenir-suvenir kecil seperti gelang anyaman rotan. Dalam sebulan, setidaknya skala produksi mereka yang berbentuk besar mencapai 50-an item. Adapun untuk produk aksesori bisa mencapai 300 item.

Pendapatan Marajaki juga masih mengandalkan pasar luring seperti bazar dan pameran. Setidaknya jika dalam sebulan ada dua kali bazar, mereka bisa mengantongi Rp15 juta hingga Rp20 jutaan. Dalam bulan-bulan reguler tanpa bazar, rerata omzet mereka ada di angka Rp5 jutaan.

“Kalau sekarang penjualan 65% masih mengandalkan dari acara pameran. Untuk digital, kami juga baru mengandalkan Instagram dan Whatsapp. Di lokapasar digital, belum kami optimalkan,” kata Benny.

Belajar dari beberapa pelatihan dan program mentoring, Benny mengakui sisi digital Marajaki masih perlu dibenahi. Apalagi sekarang eranya sudah menuju ke ekosistem ekonomi digital. Salah satu yang menjadi tantangan Marajaki ialah belum ada sumber daya yang mampu mengelola instrumen digital, baik kampanye maupun pemasarannya. Di samping itu, karena Marajaki berangkat dari sanggar seni, sisi pengelolaan bisnis juga belum tergarap secara mapan.

“Kami memang mengakui kelemahan kami masih di optimasi digital karena tenaga kami terbatas. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk bisa merekrut orang yang memang punya keahlian dalam mengolah konten kreatif dan pemasaran digitalnya,” tukas Benny. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat