visitaaponce.com

BI Rilis Instrumen Operasi Moneter Valas untuk Tarik DHE

BI Rilis Instrumen Operasi Moneter Valas untuk Tarik DHE
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta.(Antara/Muhammad Adimaja.)

BANK Indonesia (BI) menerbitkan instrumen operasi moneter (OM) valas yang baru untuk mendorong penempatan devisa hasil ekspor (DHE), khususnya dari sumber daya alam (SDA), di dalam negeri oleh bank dan eksportir. Ini penting dalam memperkuat stabilisasi, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi nasional.

Instrumen OM valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada bank. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan langkah tersebut dilakukan agar valas hasil devisa ekspor dari para eksportir bisa ditempatkan semakin lama di perbankan dan ekonomi dalam negeri.

"Sebagaimana telah kami sampaikan sebelumnya sebagian besar devisa hasil ekspor SDA sumber daya alam itu telah masuk di dalam negeri. Masalahnya, bagaimana ini bisa stay atau berada di dalam negeri lebih lama? Oleh karena itu BI menerbitkan instrumen operasi moneter (OM) valas yang baru," kata Perry Warjiyo, Kamis (22/12).

Mekanismenya, eksportir menyimpan dana di perbankan. Lalu perbankan bisa meneruskannya kepada Bank Indonesia dengan mekanisme pasar dan suku bunga imbal hasil yang menarik. "Dengan demikian DHE yang sudah masuk ini bisa lebih lama di dalam negeri, yaitu 1 bulan dan 3 bulan," kata Perry.

Eksportir akan ditawarkan imbal hasil yang lebih menarik daripada yang didapatkan di luar negeri. Perbankan juga akan mendapatkan insentif untuk bisa meneruskan DHE yang disimpan oleh para eksportir kepada Bank Indonesia.

Sebagian besar DHE dari SDA, Perry katakan sudah masuk perbankan dalam negeri. Yang perlu didorong dari instrumen baru yang dikeluarkan oleh BI yakni DHE yang masuk bisa terus disimpan di dalam negeri. "Kami meyakini ini akan meningkatkan pasokan valas di dalam negeri dan mendukung stabilitas makroekonomi, mendukung pemulihan ekonomi nasional, karena perbankan juga kemudian likuiditasnya akan tambah baik, dan stabilitas nilai tukar rupiah," kata Perry. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat