Penghimpunan DPK dan Penyaluran Kredit Melambat di November
![Penghimpunan DPK dan Penyaluran Kredit Melambat di November](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/c3ef6bea7e042eb825f5f4c986fa5324.jpg)
BANK Indonesia mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada November 2022 tercatat Rp7.736,3 triliun atau tumbuh 9,4% (yoy). Angka ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 10,1% (yoy).
"Perkembangan DPK terutama dipengaruhi oleh perkembangan giro dan tabungan," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jumat (23/12). Berdasarkan golongan nasabah, pertumbuhan simpanan terjadi pada golongan nasabah korporasi. Pada November 2022, giro tercatat tumbuh sebesar 21,4% (yoy) setelah tumbuh 25,8% (yoy).
Tabungan tumbuh sebesar 8,0% (yoy) pada November, setelah tumbuh sebesar 8,4% (yoy) pada Oktober. "Di sisi lain, simpanan berjangka tumbuh 2,4% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh sebesar 0,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Ini sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan berjangka," kata Erwin.
Penyaluran kredit yang disalurkan oleh perbankan pada November 2022 tercatat sebesar Rp6.317,7 triliun atau tumbuh 10,8% (yoy). Ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 11,7% (yoy).
Perkembangan penyaluran kredit terutama terjadi pada golongan debitur korporasi (15,0%, yoy) dan perorangan (8,1%, yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada November terutama disebabkan oleh perkembangan kredit modal kerja dan kredit investasi.
Kredit modal kerja (KMK) tumbuh 11,6% (yoy) pada November, setelah tumbuh sebesar 12,3% (yoy) di Oktober. Pertumbuhan KMK bersumber dari sektor perdagangan, hotel, restoran (PHR) yang tumbuh sebesar 8,1% (yoy), setelah tumbuh 9,7% (yoy), terutama pada subsektor perdagangan besar bahan bakar gas, cair, dan padat, serta produk sejenis di DKI Jakarta. KMK sektor industri pengolahan tumbuh 10,9% (yoy) pada November, setelah di Oktober tumbuh 12,6% (yoy), terutama pada subsektor industri farmasi dan jamu di Jawa Barat dan Banten.
Kredit investasi (KI) pada November tumbuh 11,6% (yoy), setelah tumbuh 14,2% (yoy), terutama didorong oleh industri pengolahan serta PHR. KI sektor industri pengolahan pada November tumbuh sebesar 15,6% (yoy), setelah tumbuh 22,6% (yoy) di Oktober seiring perkembangan kredit pada subsektor industri logam dasar besi dan baja di Banten. KI sektor PHR tumbuh 4,9% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,8% (yoy), terutama bersumber dari kredit subsektor perdagangan dalam negeri makanan, minuman, dan tembakau di DKI Jakarta.
Kredit konsumsi (KK) tumbuh 9,0% (yoy) pada November, setelah tumbuh 8,7% (yoy) pada Oktober, terutama disebabkan oleh perkembangan kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), serta kredit multiguna. Penyaluran kredit sektor properti tumbuh 8,3% (yoy) pada November, setelah tumbuh 8,4% (yoy).
Kredit konstruksi tumbuh sebesar 4,9% (yoy) pada November, setelah tumbuh sebesar 6,0% (yoy). Ini terutama disebabkan oleh perkembangan kredit konstruksi gedung industri di DKI Jakarta dan Sumatra Utara. Di sisi lain, kredit realestat tumbuh 17,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 16,0% (yoy) terutama bersumber dari kredit gedung perbelanjaan. KPR/KPA tumbuh 8,0% (yoy) pada periode laporan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8% (yoy), khususnya pada KPR tipe 22-70.
Penyaluran kredit kepada UMKM pada November tumbuh 18,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 17,7% (yoy). Kredit UMKM skala mikro tumbuh 138,5% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 137,9% (yoy) pada Oktober. Di sisi lain, kredit UMKM usaha kecil tumbuh 6,3% (yoy) pada November, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,9% (yoy). Kredit UMKM skala menengah terkontraksi 27,8% (yoy), setelah terkontraksi 28,0% (yoy) pada Oktober. "Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM di November dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan akselerasi kredit investasi," kata Erwin.
Pada November, suku bunga pinjaman dan simpanan mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan suku bunga acuan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat 9,11% meningkat 2 bps dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian pula suku bunga simpanan berjangka tercatat meningkat pada seluruh tenor, baik tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan, masing-masing sebesar 3,70%; 3,77%; 3,88%; 4,36%; dan 4,91% pada November, setelah pada Oktober tercatat masing-masing sebesar 3,37%; 3,38%; 3,59%; 3,84%; dan 4,35%. (OL-14)
Terkini Lainnya
Digitalisasi Bekal BPR Bersaing dengan Bank Umum
BSI Cetak Laba Rp1,71 Triliun pada Kuartal Pertama 2024
Punya Banyak Jamu Manis, BI Yakin Kredit Melesat di 2024
J Trust Bank Optimistis Penyaluran Kredit dan Dana Pihak Ketiga Positif di 2024
Laba BSI Tumbuh 33% Capai Rp5,7 Triliun Tahun 2023
BI : Peredaran Uang Pada Juni 2023 Relatif Stabil
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
Sinergitas LW Doa Bangsa dan BJB Syariah dalam Pengelolaan Wakaf di Daerah
Soal Tapera, Menteri PU-Pera Tunggu Usulan dan Arahan DPR RI
BP Tapera Ungkap Kembalikan Rp4,2 Triliun ke Pensiunan PNS
Jokowi Yakin Masyarakat Rasakan Manfaat dari Iuran Tapera
Kembali Serukan Menabung, BWS Adakan Sosialisasi Keuangan di SMK Punama 2 Jakarta
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap