Penambahan Pembangkit EBT 368,5 MW Butuh Investasi Rp26,8 Triliun
![Penambahan Pembangkit EBT 368,5 MW Butuh Investasi Rp26,8 Triliun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/0ca410ba99d56fb9fe75856fff80eb06.jpg)
KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pada tahun ini, terdapat peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 368,5 megawatt (MW). Investasi yang dibutuhkan cukup besar hingga mencapai puluhan triliunan rupiah.
"Basisnya kita sudah tahu proyeknya ada di mana dan kapan selesainya, itu menelan investasi US$1,799 miliar (sekitar Rp26,8 triliun, dengan kurs Rp14.902)," ujar Direktur Jenderal EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangannya, Kamis (2/2).
Pada tahun ini, infrastruktur EBT yang akan dibangun mencakup penerangan jalan umum-tenaga surya (PJU-TS) sebanyak 31.075 unit. Lalu, pembangunan tiga unit pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Baca juga: Bauran EBT Indonesia di 2022 hanya Capai 14,11%
Berikut, alat penyalur daya listrik (APDAL) sebesar 7.500 unit. Rencananya, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpadu 12 unit juga akan dibangun.
Lebih lanjut, Dadan menerangkan bahwa pembangunan infrastuktur tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang sulit terjangkau jaringan listrik. Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, diproyeksikan total tambahan kapasitas pembangkit 40,575 gigawatt (GW).
Baca juga: RI Bisa Pertimbangkan Tawaran Putin soal Pembangunan PLTN
Hal itu terbagi atas porsi pembangkit EBT sebesar 20,923 GW, atau 51,6% dari total dan porsi pembangkit fosil sebesar 19,562 GW atau 48,4%. Berdasarkan jenis pembangkitnya, pembangkit dengan sumber EBT terbesar adalah pembangkit listrik tenaga air/mikro/mikrohidro dengan 10,391 GW.
Diikuti PLTS dengan besaran 4,68 GW, lalu ada pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 3,355 GW, PLT EBT base dengan 1,01 GW, lalu pembangkit listrik tenaga bayu sebanyak 0,597 GW, PLT bio dengan 0,590 GW dan 0,3 GW pembangkit biportal endoscopic spinal surgery atau BESS.
Untuk pembangkit dengan sumber energi fosil, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menempati porsi terbesar dengan 13,819 GW. Kemudian, pembangkit listrik tenaga uap/gas uap/mesin gas dengan 5,828 GW dan pembangkit listrik tenaga diesel dengan 5 MW.(OL-11)
Terkini Lainnya
Menteri ESDM Dukung Smelter Nikel Ceria Gunakan Energi Terbarukan
Kurangi Ketergantungan Energi Fosil, Indonesia Bisa Contoh Norwegia
Mempertahankan Batu Bara Dinilai Tingkatkan Risiko Kerugian Ekonomi di ASEAN
Dukung Tujuan SDG's, Uni-Charm Indonesia Beli 143 Unit REC dari PLN
Komisi VII DPR: Pemerintah Tak Perlu Buru-buru Ekspor Listrik EBT ke Singapura
World Water Forum ke-10 Turut Buka Jalan untuk Wujudkan Listrik Murah
Influencer Aset Kripto Harus Tanggung Jawab atas Tindakan di Media Sosial
Keamanan Data Rentan Bisa Pengaruhi Minat Investor
Uang Rp1 Triliun PT Taspen Diputar ke 3 Jenis Investasi Fiktif
KPK Dalami Investasi Sukuk yang Dilakukan PT Taspen
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap