visitaaponce.com

Pendapatan Premi Asuransi per Januari 2023 Tumbuh 5,2

Pendapatan Premi Asuransi per Januari 2023 Tumbuh 5,2%
Petugas membersihkan logo sejumlah perusahaan asuransi.(Antara)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendapatan premi sektor asuransi mengalami peningkatan. Pada Januari 2023, tercatat premi sektor asuransi mencapai Rp30,55 triliun, atau tumbuh sebesar 5,22% yoy. 

Pada Desember 2022, premi sektor asuransi hanya tumbuh 1,09% yoy. Adapun pertumbuhan juga terjadi untuk premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh sebesar 19,80% yoy di Januari 2023 mencapai Rp14,53 triliun.

"Namun, premi asuransi jiwa di 2023 terkontraksi sebesar 5,25% yoy, dengan nilai sebesar Rp16,02 triliun," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono, Senin (27/2).

Baca juga: Pertumbuhan Kredit Januari 2023 Capai 10,53%, Turun Dibandingkan Bulan Sebelumnya

Lebih lanjut, dia mengatakan nilai outstanding piutang pembiayaan di Januari 2023 tercatat Rp420,6 triliun atau tumbuh 14,57% yoy. Kenaikan ini utamanya didorong pembiayaan modal kerja dan investasi, yang masing-masing tumbuh sebesar 33,7% yoy dan 20,4% yoy.

Kemudian, profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio nonperforming financing (NPF) Januari 2023 yang tercatat naik sebesar 2,4%. Sedangkan, sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,48% yoy, dengan nilai aset Rp346,86 triliun.

"Sementara itu, FinTech peer to peer (P2P) lending pada Januari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang tumbuh sebesar 63,47% yoy, yakni mencapai Rp51,03 triliun," jelas Ogi.

Baca juga: RI Ingin Rajai Pasar Perikanan Global dengan 5 Komoditas Unggul

Adapun tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) tercatat turun menjadi 2,75% yoy. Menurutnya, OJK kini tengah mencermati tren kenaikan risiko kredit dan penurunan kinerja di beberapa FinTech P2P Lending.

Permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 477,73% dan 321,77%.

"Meskipun RBC dalam tren yang menurun dan RBC beberapa perusahaan asuransi dimonitor ketat, namun secara agregat RBC industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120%," paparnya.(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat