Cuaca dan Distribusi Berpotensi Picu Kenaikan Harga Pangan
![Cuaca dan Distribusi Berpotensi Picu Kenaikan Harga Pangan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/baead4987e07dbe5da34b4c711f97992.jpg)
CUACA dan distribusi bahan pangan dinilai menjadi faktor penentu inflasi jelang dan saat Ramadan. Karenanya dua hal itu mesti menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan agar inflasi tak bergerak liar selama bulan puasa.
"Dalam konteks menjaga stok dan menstabilkan harga, terutama ketika Ramadan nanti, perlu dilakukan dan menjadi titik berat fokus pemerintah," tutur periset dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Rabu (1/3).
Elemen cuaca, kata Yusuf, berpengaruh pada kemampuan produksi bahan-bahan pangan. Ini kemudian menyebabkan kenaikan harga karena suplai terbatas. Lalu pada sisi distribusi, maraknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum di dalam rantai distribusi juga menjadi sebab naiknya harga komoditas.
"Ada oknum yang mengambil kesempatan untuk membuat harga-harga lebih tinggi, dengan misalnya menimbun barang tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadikan harga yang tadinya memang sudah meningkat kemudian bertambah peningkatannya karena proses penimbunan tersebut," terang Yusuf.
Baca juga: Pemerintah Mewaspadai Harga Pangan Jelang Ramadan
Karenanya, pemerintah dirasa perlu menjaga alur distribusi komoditas pangan, utamanya menjelang dan saat Ramadan. Pengawalan ketat mulai dari produsen hingga ke pengepul diperlukan untuk memastikan tak ada penyimpangan dalam proses distribusi.
"Proses distribusinya perlu dikawal agar tidak menumpuk di satu titik dan bisa berpotensi meningkatkan harga komoditas beras," jelas Yusuf.
"Di samping itu juga perlu dipetakan, di masa sekarang dan menjelang Ramadan nanti provinsi mana yang kenaikan harga barangnya mengalami lonjakan drastis dan bagaimana peluang penambahan permintaan di provinsi tersebut," tambahnya.
Ketika persoalan itu diketahui, maka pemerintah dapat menyalurkan beragam komoditas tertentu di provinsi terkait agar stabilitas harga tercapai. Namun Yusuf mengakui, kenaikan harga jelang dan saat Ramadan merupakan pola yang umumnya terbentuk di pasar secara natural.
Tapi itu bukan berarti pemerintah tinggal diam. Pengambil kebijakan tetap perlu mengambil langkah-langkah antisipasi agar kenaikan harga komoditas pangan tetap di level yang terkendali.
"Operasi pasar juga perlu dilakukan pemerintah untuk menjual produk komoditas pangan tertentu yang saat ini harganya sangat tinggi untuk dijual dengan harga yang lebih rasional, sehingga ini kembali kepada upaya untuk menjaga daya beli kelompok masyarakat menengah ke bawah," pungkas Yusuf. (OL-17)
Terkini Lainnya
Sejumlah Kota Besar Hari Ini Diprediksi Diguyur Hujan
Prakiraan Cuaca di Indonesia Hari Ini
Prakiraan Cuaca Jawa Tengah: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Waspada! Hari ini 3 Siklon Terpantau di Beberapa Wilayah
Siapkan Payung, Jakarta Diprediksi Hujan pada Jumat 28 Juni 2024
Prediksi Cuaca Jumat 28 Juni 2024
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap