visitaaponce.com

Kementan Kuatkan Ketahanan Pangan Melalui Smart Farming dan TaniAKur

Kementan Kuatkan Ketahanan Pangan Melalui Smart Farming dan TaniAKur
Program pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR batch 1(Dok. Kementan)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian. Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern.

"Smart farming adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak membiarkan pertanian berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek tetapi harus ada loncatan. Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi," kata Syahrul, melalui keterangannya, Minggu (19/3).

Syahrul menegaskan, pihaknya terus berupaya dalam menyiapkan sumber daya manusia pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Hal ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.

Baca juga : Gobel: Cari Cara agar Pemuda Tertarik Bertani

Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar pelatihan smart farming dan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani milenial khususnya penerima manfaat program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, petani muda merupakan penerus pembangunan pertanian ke depan.

Baca juga : Mengembangkan Potensi Anak Muda Papua melalui PYCH

“Presiden Jokowi telah menyampaikan, bahwa petani harus menjadi profesi yang menjanjikan, profesi yang menyejahterakan, dan kita harus membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani," kata Dedi.

Dedi mengatakan Presiden Joko Widodo dan Menteri Syahrul menekankan petani muda dan teknologi digital. Ia mengatakan pihaknya siap mendukung dan menindaklanjuti arahan tersebut dengan membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir.

Selain itu, meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program, salah satunya adalah melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Kementan menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR batch 1 pada Jumat (17/03). Pada kesempatan tersebut Dedi mengapresiasi dukungan pihak perbankan serta penyedia jasa keuangan lainnya yang telah mendukung pembangungan pertanian melalui kemudahan akses permodalan.

“Bila petani millenial sudah bertemu dengan pihak Perbankan maka amanlah ketahanan pangan bangsa Indonesia. Kalian saat ini adalah petani pengusaha millenial, karena apa? Karena tak hanya bertani  semata, kalian kini telah mendapatkan akses perbankan. Ini berarti kalian dipercaya untuk meningkatkan skala usaha kalian," ujar Dedi.

“Ada dua kunci utama dalam mencapai kesuksesan dalam mengelola sektor pertanian. Yang pertama adalah manfaatkan smart farming dan yang kedua adalah tingkatkan skala usaha melalui akses kredit usaha rakyat (KUR)".

Dengan smart farming, petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan tetapi justru dapat menghasilkan cuan.

Dedi berharap setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat menerapkan smart farming serta melakukan efisiensi dalam pengelolaan usaha. Ia mencontohkan salah satunya ialah cara mengatasi solusi mahalnya pupuk dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal). 

"Bangun pertanian kita dengan dua strategi yaitu penerapan smart farming dan galakkan akses kredit usaha rakyat (KUR). KUR ibarat energi, ibarat bensin bagi usaha kita, ia memegang peranan yang vital dalam agribisnis,” ujar Dedi. 

Terpisah, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 1 pada Tahun 2023 dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal  11-18 Maret 2023. 

“Pelatihan ini menggunakan blanded learning. Pada batch 1 ini 45 penerima manfaat Program YESS yang berasal dari 4 Provinsi dan 15 Kabupaten hadir mengikuti pelatihan ini," papar Santi.

Santi menambahkan tujuan dari pelatihan adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat/ KUR, menerapkan Teknologi Smart Farming, serta membentuk kemitraan usaha Agribisnis.

“Peserta program YESS yang telah mengikuti pelatihan ini harus benar - benar mengaplikasikan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan ini untuk mengembangkan usaha taninya”.

“Peluang tidak datang dua kali, jadi manfaatkan dana KUR, aplikasikan teknologi smart farming dan tidak lupa bangun jejaring dengan mitra maupun offtaker," pungkasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat