visitaaponce.com

Kemendag akan Perkuat UMKM Mengakses Pasar Luar Negeri

Kemendag akan Perkuat UMKM Mengakses Pasar Luar Negeri
Pengunjung sedang membeli sambal kemasan berbagai varian rasa produk UMKM di Malang City(MI)

DIREKTUR Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan, Indonesia tengah mendorong pendirian Sekretariat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di Jakarta.

Sekretariat ini akan membantu bisnis pelaku usaha, seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memperluas akses pasar ke negara lain. RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan seluruh negara ASEAN dengan Tiongkok, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Sekretariat RCEP nantinya menjadi salah satu unit khusus di Sekretariat ASEAN di Jakarta.

"Sangat membantu (bisnis) UMKM maupun pelaku usaha besar, karena RCEP merupakan mega free trade agreement (perdagangan bebas)," kata Djatmiko di Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/3).

Baca juga : Bulan Ramadan Tiba, Ini 5 Tips Tingkatkan Penjualan dan Omzet

Dalam catatan Kemendag,  RCEP akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia seperti meningkatkan produk domestik bruto sebesar 0,07% atau setara Rp38,33 triliun dan penanaman modal asing (FDI) sebesar 0,13% atau setara Rp24,53 triliun di 2040.

"Pelaku ekonomi nasional harus bisa memanfaatkan sebesar-besarnya keberadaan dari Sekretariat RCEP di Indonesia," tegas Dirjen PPI Kemendag. 

Baca juga : Rp10 Miliar Barang Thrifting Dimusnahkan Kemendag

Pendirian Sekretariat RCEP di Jakarta akan diusung Kemendag menjadi salah satu prioritas ekonomi negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN dalam Asean Economic Ministers (AEM) Retreat ke-29 yang berlangsung pada 20-22 Maret 2023 di Magelang.

"ASEAN memberi perhatian ke pelaku UMKM karena mereka sadar para pelaku ekonomi ini mempunyai daya tahan yang relatif baik terhadap guncangan atau dinamika perekonomian di tingkat global maupun nasional," sebut Djatmiko.

Pelaku UMKM asal Magelang, Nafisa, 43, yang mengikuti pameran UMKM di AEM Retreat ke-29, menginginkan produk hasil kerajinan kayu, tanduk dan batu yang dijual pihaknya lebih dikenal luas ke negara lain, utamanya di ASEAN. Saat ini, pangsa pasar produk ekspor Nafis Souvenir masih diminati ke negara Amerika Serikat, Eropa dan Thailand.

"Kami berharap dengan adanya gelaran internasional ini, produk kami lebih dikenal lagi di ASEAN. Paling ramai dicari konsumen itu pipa rokok dan pengaduk teh dari tanduk kerbau," katanya.

Dalam sehari, rata Nafis Souvenir bisa memproduksi 100 unit sendok kayu, 50 unit tempat perhiasan, aksesoris seperti gelang atau sisir sekitar 20 unit dan lainnya. Pendapatan yang diraup Nafisa bersama lima pegawainya mencapai rata-rata Rp10 juta per bulannya.

"Kondisi pandemi membuat orderan kami anjlok hingga 70%, namun sekarang mulai bangkit lagi. Dengan ada event pariwisata atau internasional bisa mendongkrak usaha kami," pungkasnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat