visitaaponce.com

Erick Pastikan Proyek Kereta Cepat tak Mangkrak

Erick Pastikan Proyek Kereta Cepat tak Mangkrak
Teknisi memeriksa kereta cepat Jakarta-Bandung(Antara Foto/ Mubarak )

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan banyak pihak yang meragukan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berhasil dirampungkan.

Ia pun memastikan proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu tidak mangkrak dan siap beroperasi di pertengahan tahun ini.

"Kereta cepat ini harus berjalan, tidak mungkin kita mangkrak-kan. Saya rasa kenapa dulu banyak yang pesimis karena pembangunan infrastruktur itu bukan jual barang hari ini, langsung ada yang beli. Perlu bertahun-tahun," ucapnya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4).

Baca juga: Tanpa Jaminan APBN, KCIC Tetap Berupaya Mengakselerasi

Erick optimistis bakal banyak masyarakat yang menjajal KCJB saat beroperasi pada 18 Agustus 2023 nanti. Hal ini, katanya, karena moda transportasi tersebut diklaim mampu memangkas perjalanan dari Jakarta ke Bandung menjadi 45 menit.

"Nanti kalau kereta cepatnya jalan pada mau naik karena lebih cepat dari Jakarta-Bandung, yang biasanya empat jam menjadi 45 menit dan mungkin ini bisa lebih murah (ongkosnya)," ucapnya.

Baca juga: Bunga Utang Besar dan APBN Diminta jadi Jaminan, Proyek Kereta Api Cepat Terbukti Berisiko Tinggi

Menteri BUMN juga menerangkan proyek KCJB mengalami pembengkakan biaya karena berbagai alasan. Seperti terganggunya rantai pasok logistik untuk pembangunan KCJB, biaya tak terduga dari proses pembebasan lahan warga dan pemindahan utilitas di sepanjang jalur kereta cepat.

"Pada saat covid-19 terjadi pembengkakan di mana-mana. Harga besi, baja itu naik. Lalu, rantai pasok yang terganggu. Kalau kita hitung lagi, tentu biaya (proyek KCJB) lebih mahal sekarang," jelas Erick.

Proyek KCJB Akan Sepi Peminat

Tempat terpisah, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio meramalkan proyek KCJB akan sepi peminat karena rute yang dilalui tidak sampai ke Kota Bandung, melainkan harus turun di Stasiun Padalarang. Hal ini dianggap memberatkan penumpang karena harus naik moda transportasi lagi untuk sampai ke Bandung.

"Siapa yang mau naik kereta cepat. Penumpang akan repot-repot naik ojek dulu atau kereta feeder ke Bandung," ungkapnya saat dihubungi wartawan.

Ia menuding proyek KCJB tidak membawa untung bagi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) karena terlilit utang akibat pembengkakan biaya yang mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun (kurs Rp14.859).

"Saya katakan sejak 2015, proyek KCJB ini memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, kalau pun berhasil sangat mahal biaya yang dihabiskan," jelasnya. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat