May Day, Migrant Care Dorong Terbentuknya Serikat Buruh di Negara Tujuan PMI
![May Day, Migrant Care Dorong Terbentuknya Serikat Buruh di Negara Tujuan PMI](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/21cb68bc108a709d7301c3134330d45f.jpg)
DIREKTUR Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mendorong terwujudnya serikat buruh di setiap negara. Terutama negera tujuan pekerja migran Indonesia (PMI).
"Tujuan sebagai representasi suara buruh migran yang otentik," ujar Wahyu dalam keterangan tertulis memperingati Hari Buruh Internasional, Senin, 1 Mei 2023.
Wahyu menerangkan saat ini PMI di sejumlah negara belum mendapat pengakuan sebagai kelas pekerja. Hal ini berdampak sulitnya untuk membentuk serikat pekerja.
Baca juga : Duh, PRT Indonesia di Malaysia Disiksa, 6 Bulan Tidak Digaji
Perbedaan kelas buruh
Selain itu, jaminan sosial bagi PMI masih menjadi persoalan. Batas maksimal jaminan sosial bagi PMI sebesar Rp50 juta yang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia.
Sedangkan, skema jaminan sosial kesehatan untuk pekerja di Indonesia pembiayaannya dapat ditanggung tanpa limitasi biaya. Untuk itu, ia meminta negar asal dan tujuan PMi dapat mewujudkan kondisi layak kerja.
Baca juga : Saya Buruh Migran Sulsel Meninggal dan Dikubur di Arab
"Serta adanya jaminan sosial yang setara pada semua pekerja maupun pekerja migran," pintanya.
Anggota Fraksi Partai Demokrat Santoso mengatakan suara buruh sangat berpengaruh terhadap keberadaan partai politik termasuk menentukan siapa yang akan duduk sebagai wakil rakyat dan juga presiden.
"Buruh jangan dianggap hanya sebagai alat produksi. Jika itu terjadi maka dia tidak bisa mesejahterakan dirinya, maka peran pemerintah dan wakil rakyatlah juga pengusaha untuk tidak menjadikan buruh sebagai alat produksi semata," ungkap Santoso, Senin (1/5).
Menurutnya, peran buruh saat ini cukup signifikan tetapi belum bisa bersatu karena disebabkan berbagai faktor salah satunya kesadaran kelas. Hal ini menjadi perbedaan yang mencolok antara buruh di Indonesia dan di luar negeri. Salah satu yang bisa dirasakan adalah budaya patrilineal atau penokohan figur yang sangat kuat yang terjadi. (MGN/Sru/Z-4)
Terkini Lainnya
Perbedaan kelas buruh
Peduli Kesejahteraan Pekerja, Kemnaker-BKKBN Gelar Pelayanan KB di Tempat Kerja
DPRD Kota Bandung Mengapresiasi Pemkot Gelar Hari Buruh di Hotel Berbintang
May Day dan Tantangan Kartini Urban
Peringati Hari Buruh, Menaker Ida Minta Perusahaan Tingkatkan Kompetensi SDM
Gangguan Keamanan saat May Day 2024 Turun 39,27 Persen
Pemerintah Berkomitmen dengan Buruh
May Day 2024, Ini Harapan dan Tuntutan Buruh Batam
Polda Lampung Kerahkan 1.203 Personel Jaga Aksi Hari Buruh
PKS : Mayoritas Pekerja Masih Jauh dari Sejahtera
Refleksi May Day 2024, Menaker Ida Fauziyah Minta Buruh Tingkatkan Kompetensi
Hari Buruh, Kapolri Pilih Presiden KSPSI Jadi Staf Khusus Bidang Ketenagakerjaan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap