visitaaponce.com

Kolaborasi Menciptakan Digitalisasi UMKM untuk Tingkatkan Daya Saing

Kolaborasi Menciptakan Digitalisasi UMKM untuk Tingkatkan Daya Saing
Ilustrasi digitalisasi UMKM(Antara/Andri Saputra)

PENGEMBANGAN bisnis UMKM sejatinya harus selaras dengan masifnya kemajuan teknologi digital. Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan bisa beradaptasi secara digital guna menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di momen pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Proses digitalisasi nyatanya tidak hanya membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pembeli, melainkan bisa membawa bisnis UMKM lokal ke jenjang yang lebih profesional. Salah satu upaya digitalisasi yang bisa dilakukan oleh UMKM ialah memanfaatkan platform e-commerce

Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Berry Fauzi mengatakan, UMKM banyak memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi. Hal tersebut juga tertuang dalam laporan MSME Empowerment Report, 2022.

Baca juga : Digitalisasi Kunci untuk Memperluas Pasar Pelaku UMKM

“Sebanyak 40 persen UMKM menggunakan media sosial, 38 persen menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13 persen, dan ride hailing 5 persen,” ucap Berry.

Namun demikian, tak jarang banyak pelaku UMKM yang masih mengalami beberapa kendala saat mengakses digital. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate kepada 1.500 pemilik UMKM, ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh UMKM. 

Baca juga : Dua Kunci Asean Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Survei menunjukan bahwa 30,9 persen UMKM kesulitan dalam mengadopsi digital. Sedangkan 70,2 persen pemilik UMKM bermasalah saat melakukan pemasaran produk. Permasalahan lainnya ialah berkaitan dengan akses permodalan yang mencapai 51,2 persen, masalah pemenuhan atau persediaan bahan baku sebesar 46,3 persen 

Guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para UMKM ini, pemerintah hingga pihak swasta gencar berkolaborasi dan mendukung program dukungan terhadap UMKM lokal, termasuk program pelatihan hingga pendampingan.

Hal tersebut turut dilakukan oleh Adaro Energy Indonesia bersama dengan Tokopedia yang telah melakukan pelatihan usaha kepada pelaku usaha di wilayah Kalimantan. Pada program ini, pelaku usaha binaan Adaro mendapatkan pelatihan dan pendampingan intensif melalui Filantra Indonesia tentang kiat mengembangkan usahanya secara online melalui platform Tokopedia selama 3 bulan.

Salah satu pelaku UMKM yang menerima manfaat dari pelatihan tersebut ialah Arsani, Pemilik Kopi Pasak Bumi asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Arsani mengaku bersyukur dapat menyerap setiap pengetahuan yang disampaikan saat pelatihan.

Arsani menceritakan, Kopi Pasak Bumi telah berdiri sejak 2014. Produknya sangat diminati masyarakat bahkan sempat dijual ke beberapa toko ritel, seperti di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Namun, produk buatannya sempat terhenti karena belum memiliki sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kala itu. Padahal, sebagai produk pangan berkhasiat, Arsani wajib mengantongi izin dari lembaga tersebut. 

Kini, berkat dukungan dari Pemerintah Daerah melalui program bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal secara dan BPOM gratis, produk-produk dari Arsani sudah bebas beredar di pasaran.

Menurut Arsani, setelah dirinya mengantongi sertifikat BPOM dan belajar berjualan di platform digital, produknya semakin dikenal luas masyarakat. Dulu, produknya hanya dikenal di wilayah Tabalong saja, tetapi kini sudah merambah ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, hingga ke Pulau Jawa. 

"Setelah mengikuti pelatihan dari Adaro dan Tokopedia, peningkatanya hampir 40 persen. Sebelumya produksi sekitar 300kg/bulan sekarang 500kg lebih per bulannya," kata Arsani. 

Melalui pelatihan Adaro dan Tokopedia, Arsani juga mempelajari banyak hal termasuk cara membuat foto, deskripsi, hingga meng-upload produk. Kemudian memperhatikan stok, serta kecepatan pengiriman, dan cara mengambil saldo di Tokopedia.

"Untuk penggunaan aplikasi masih ada kendala sinyal yang kurang memungkinkan, sering lelet sehingga nggak bisa buka toko sesuai jadwal.” imbuhnya. 

Oleh karena itu, Arsani sering kali memanfaatkan fasilitas wi-fi gratis yang tersedia di Kantor Kepala Desa setempat.

Meski sudah terbilang cukup maju dibanding sebelumnya, Arsani masih terus mengantisipasi setiap tantangan di tengah persaingan dengan sejumlah UMKM lainnya. Baginya, selalu ada peluang baru ke depan. 

“Saya sendiri bukanlah seorang pebisnis namun saya bisa menciptakan orang yang membuat bisnis agar bisnis tetap berjalan tanpa harus ada saya didalamnya,” tutup Arsani. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat