Ini Penyebab Program Bioetanol yang Diluncurkan Jokowi Masih Mandek
![Ini Penyebab Program Bioetanol yang Diluncurkan Jokowi Masih Mandek](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/991e2f86ca88ca7a584f720a3fcde7ef.jpg)
ANGGOTA Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengungkapkan, program bioetanol yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada November 2022 lalu belum berjalan optimal sampai saat ini.
Bioetanol merupakan campuran etanol berbasis tebu untuk bahan bakar minyak (BBM) berjenis bensin. Saleh menuturkan penyebab mandeknya program tersebut karena tidak adanya konsistensi dalam memproduksi etanol dari bahan baku tebu.
"Program ini pernah dilakukan uji coba, tapi tidak jalan. Memang konsistensi itu penting. Keluhannya itu karena pasokan (tebu) itu tidak berlanjut dan ada kompetisi dengan gula," ujarnya dalam Workshop Media di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/5).
Baca juga : Pepaya Jadi Bahan Bakar di Masa Depan
Pemerintah telah melakukan uji coba program bioetanol di lahan milik PT Perkebunan Nusantara atau PTPN di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Saleh menuturkan pasokan bioetanol saat ini mencapai 40 ribu kiloliter (KL) untuk pengimplementasian tahap awal di Jatim.
Dilansir laman resmi Kementerian ESDM, di 2021, Tim Studi Bioetanol Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan kajian pencampuran etanol 5% ke dalam bahan bakar minyak (BBM) pertalite, sehingga kualitas nilai oktan (RON) meningkat setara Pertamax.
Saleh pun mendorong agar Kementerian ESDM dan PTPN mulai konsisten menjalankan program bioetanol.
Baca juga : Pertamina bakal Hapus Pertalite di 2024
"Mudahan-mudahan ini segera kita terapkan pengembangan bioetanol dalam tingkat campuran berapa pun, mau dicoba di mana pun, pokoknya dimulai sekarang," tegasnya.
Bahkan, sambung Saleh, jika stok tebu yang menjadi bahan dasar pembuatan bioetanol tidak mampu dipenuhi dalam negeri, bisa mengambil opsi impor.
"Saat ini berapa pun kandungan yang dimasukkan ke bensin, mau 2-5% itu tidak masalah. Kalau dalam negeri tidak cukup, ya bisa impor yang mengandung bioetanol. Impor ini dalam jangka waktu tertentu hingga dalam negeri siap," pungkasnya. (Z-5)
Terkini Lainnya
Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembiayaan yang tidak Berdampak ke Masyarakat
Pemerintah Tegaskan Harga Pertalite dan Solar tidak Berubah
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Anggota Komisi VI DPR Ingatkan Distribusi Energi Harus Dikelola dengan Baik
Rupiah Terpuruk, Impor Minyak RI Semakin Tertekan
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Pastikan Produksi Aman, Kementan Tinjau Langsung Padi hingga Tebu di Cirebon
PT PG Rajawali II memulai Rangkaian Giling Tebu di Cirebon
Penetapan Harga Tebu Untungkan Para Petani
6 Manfaat Luar Biasa Air Tebu bagi Kesehatan
Bahlil Lahadalia Kejar Investasi untuk Gapai Swasembada Gula
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap