visitaaponce.com

Eropa Benamkan Investasi Rp135 Triliun, Bangun Industri Baterai Listrik di Indonesia

Eropa Benamkan Investasi Rp135 Triliun, Bangun Industri Baterai Listrik di Indonesia
Eropa gelontorkan Rp135 triliun untuk berinvestasi membangun ekosistem baterai listrik menggunakan sumber daya angin.(Freepik)

TIGA negara Eropa siap membenamkan investasi ekosistem baterai listrik di Indonesia senilai Rp135 triliun. Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, akan menjadi pusat industrinya.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalila menyebut, pembangunannya dimulai paling lambat September 2023. Hal itu seperti yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Investasi Inggris ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan dari Belgia sama dari dalam negeri, termasuk BUMN sama dari Australia," ujar Bahlil seusai rapat internal di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/5).

Baca juga : Festival Takabonerate di Selayar Gagal Masuk Kalender Wisata Kemenparekraf  

Pusat di Bantaeng, pakai tenaga angin

Pusat industrinya, terang Bahlil, akan dibangun di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Adapun sumber energinya, Bahlil mengkaim akan menggunakan sumber daya angin sebagai energi baru terbarukan.

"Ini segera akan kita lakukan, kemudian ada tambang nikelnya dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan. Intinya harus lewat mekanisme dan dilakukan percepatan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku," ucapnya.

Presiden Jokowi, terang Bahlil, meminta dilakukan percepatan bagi investasi pembangunan ekosistem baterai listrik di Indonesia. Menurutnya kebanyakan investasi yang akan masuk ke Indonesia didahului oleh kajian sehingga pemerintah mempercepat prosesnya.

Baca juga : Pemprov Sulsel tidak Pernah Bolehkan ASN Ikut Kampanye 

"Negara ini terlalu banyak kajian, arahan bapak presiden jelas minta percepatan di bulan September semua sudah selesai. Harus selesai dan harus sudah mulai groundbreaking (peletakan batu pertama) di lokasinya dan semua sudah clear," imbuh dia.

Bahlil merinci selain Inggris, investasi pengembangan ekosistem baterai listrik di Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan Swiss yakni perusahaan pertambangan Glencore, kemudian Umicore dari Belgia, dan Aneka Tambang (Antam) serta perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nilai investasi, ujarnya, diperkirakan sekitar US$9 miliar (Rp135 triliun).

"Kalau bisa kita percepat, kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil merambah sampai baterai sel," ucapnya.

Baca juga : Puluhan Makam Covid-19 di Gowa Sulsel Amblas

Target untuk baterai sel tahap pertama, terang Bahlil, sekitar 20 Giga dan akan ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar Eropa karena Inggris merupakan hub dari benua Eropa. (Z-4)

 

Baca juga : Predikat Baik, Indeks SPBE Pemprov Sulsel Tahun 2023 Meningkat 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat