visitaaponce.com

Luhut Indonesia Inisiasi Pembentukan Kartel Negara Berkembang

Luhut: Indonesia Inisiasi Pembentukan 'Kartel' Negara Berkembang
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Banggar DPR Said Abdullah usai rapa kerja di kompleks Parlemen(ANTARA FOTO/Aqila Budiati)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Indonesia bakal melakukan pertemuan negara-negara berkembang dalam waktu dekat.

Selorohnya, pertemuan itu dilakukan untuk membentuk 'kartel' agar negara berkembang dapat naik kelas menjadi negara maju.

"Ini seperti kartel, jadi negara-negara berkembang harus satu. Jadi tidak boleh negara-negara berkembang itu didikte, negara berkembang harus menikmati nilai tambah dari critical mineralnya, kalau tidak kapan kita jadi negara maju. Dalam konteks ini, kita harus jadi satu," ujarnya dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran, Jakarta, Jumat (9/6).

Baca juga: Luhut bakal Jajal Kereta Cepat 300 Km per Jam Pekan Depan

Presiden Joko Widodo juga disebut telah merestui pembentukan Global South Cooperation yang bakal mewadahi negara-negara berkembang, meliputi 12 negara Afrika dan 8 negara Amerika Latin.

Pertemuan akan dilakukan pada Oktober 2023 di Bandung, Jawa Barat. Melalui pertemuan itu pula diharapkan bakal ada kesepakatan dan kerja sama yang kuat untuk bisa menjadi negara maju dan bersaing di tingkat global.

Baca juga: Suara Haris Azhar Bergetar Saat Bahas Soal Warga Intan Jaya dan Freeport

Indonesia dan 20 negara lain yang akan melakukan pertemuan sedianya merupakan negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) melimpah dari hutan tropis dan mineral kritis.

Luhut mengatakan, agenda utama dari pembentukan Global South Cooperation dan pertemuan di Bandung nanti ialah pembahasan mengenai penghiliran industri di tiap-tiap negara terkait. Itu dirasa penting agar masing-masing negara dapat merasakan nilai tambah dan manfaat lebih dari hasil eksplorasi kekayaan alamnya.

"Jadi itu adalah pertemuan negara-negara penghasil tropical forestry dan kemudian critical mineral. Sehingga negara kita seperti Indonesia, negara berkembang, tidak diatur lagi oleh negara-negara maju, yang mereka mengatakan bahwa kita harus mengekspor raw material kita," jelas Luhut. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat