visitaaponce.com

Fleksibilitas dalam Bekerja jadi Kebutuhan di Tengah Keterlibatan Karyawan yang meningkat

Fleksibilitas dalam Bekerja jadi Kebutuhan di Tengah Keterlibatan Karyawan yang meningkat
Pekerja menyebrang jalan di kawasan bisnis Jakarta(Dok. MI)

LAPORAN Global Talent Trends (GTT) 2023 dari Mercer mengungkapkan, skor keterlibatan karyawan Indonesia secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan skor di Kawasan Asia Tenggara dan global,, kecuali untuk aspek “look forward” atau pengembangan masa depan.

Secara keseluruhan, skor keterlibatan karyawan Indonesia adalah 80%, 3% lebih tinggi dari skor di Kawasan Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Filipina) dan global.

Secara rinci, skor dimensi keterlibatan karyawan Indonesia adalah 90 untuk Pride (dibandingkan dengan 85 untuk Asia Tenggara dan 83 untuk Global), 89 untuk Motivated (dibandingkan dengan 83 dan 82), 81 untuk Recommend (dibandingkan dengan 75 dan 77), 77 untuk overall satisfaction (dibandingkan dengan 77 dan 75), 71 untuk Stay (dibandingkan dengan 68 dan 69); dan seperti disampaikan sebelumnya, skor “Look Forward” Indonesia adalah 71, setara dengan skor Asia Tenggara, tetapi lebih rendah dari skor Global sebesar 73.

Baca juga : Hari Donor Darah Sedunia, Prudential Ajak Karyawan dan Nasabah Bantu Sesama 

Director of Career Services Mercer Indonesia Isdar Marwan mengatakan, puncak dari masing-masing dimensi keterlibatan terjadi pada 2020, tepatnya pada masa pandemi terjadi.

“Pada masa ini, karyawan benar-benar merasa diperhatikan kesejahteraan dan kesehatannya oleh perusahaan. Namun pada tahun-tahun berikutnya, saat pandemi perlahan memudar dan bisnis kembali bergulir, maka skor pada hampir semua dimensi pengukuran pun terus merosot,” ujar Isdar.

Baca juga : Olam Food Ingredients Terpilih Menjadi Pemberi Kerja Terbaik di Indonesia

Di tengah dinamika keterlibatan karyawan terhadap perusahaan, Mercer juga menemukan hanya 31% perusahaan di Indonesia yang mengatakan bahwa mereka menawarkan pilihan fleksibilitas kerja bagi para karyawannya.

Angka itu lebih rendah dari rata-rata koresponden global (56%). Lebih jauh lagi, 43% di antaranya tidak berencana untuk memberikan penawaran tersebut ke depannya.

“Hasil tersebut berbenturan dengan ekspektasi karyawan, di mana 7 dari 10 karyawan di Asia berpendapat bahwa keuntungan dapat bekerja jarak jauh atau hybrid menjadi aspek penting bagi mereka saat menerima tawaran kerja,” ungkap Isdar.

Melihat tren tersebut, Isdar menjelaskan, perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memberikan peluang bagi para karyawan untuk berkembang. Mereka berusaha menciptakan dan mengoptimalkan lingkungan kerja yang ideal.

Hal itu perlu dilakukan secara terus menerus supaya dapat terbangun momentum kuat dalam menciptakan tenaga kerja yang aktif terlibat pada setiap kegiatan di perusahaan dan mereka menjadi terampil.”

“Sebagai contoh, perusahaan dapat menerapkan lebih banyak strategi dan memberikan pengaturan kerja yang lebih fleksibel. Pengaturan tersebut dapat menjadi acuan penting untuk menarik dan mempertahankan para pekerja. Perusahaan pun sebaiknya berinvestasi dan berinisiatif memberikan kesejahteraan secara total serta holistik demi mempertahankan pekerja yang ada. Mereka pun dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi kerja. Sehingga, keterlibatan karyawan dalam pekerjaan yang dilakukan dapat bernilai lebih tinggi,” tutur Isdar. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat