visitaaponce.com

Pengembangan Biofuel Sebagai Energi Alternatif Didorong dalam Keketuaan ASEAN 2023

Pengembangan Biofuel Sebagai Energi Alternatif Didorong dalam Keketuaan ASEAN 2023
Konferensi pers seminar internasional tentang energi terbarukan di ASEAN(Dok. IPOSS)

BIOFUEL menawarkan pengganti bahan bakar fosil konvensional yang lebih bersih dan lebih hijau, yang mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang signifikan. 

Vice Chairmen Indonesia Palm Oil Strategic Studies Sofyan Djalil mengatakan, dengan mengembangkan biofuel, masyarakat secara aktif berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara, membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. 

"Selain itu, biofuel dapat dihasilkan dari limbah organik, termasuk residu pertanian, limbah makanan, dan sumber organik lain yang tersedia. Karena Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya memiliki cadangan limbah organik yang

Baca juga : Uni Eropa Naikkan Konsumsi Energi Terbarukan Dua Kali Lipat, Termasuk Nuklir

IPOSS bersama ASEAN Center for Energy (ACE), Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC), School of Business and Management-Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) akan menyelenggarakan seminar internasional berjudul "Integrating Biofuels as the Main Pillar of ASEAN Renewable Energy Development for a Resilient and Sustainable Just Energy Transition." 

Seminar itu merupakan side event Keketuaan ASEAN Bidang Energi di bawah koordinasi Senior Official Energy (BUMN) Leader Keketuaan ASEAN 2023. Event ini akan dilaksanakan di Hotel Westin Jakarta pada 2 Agustus mendatang.

Dosen SBM-ITB Yudo Anggoro mengatakan, produksi biofuel, yang bergantung pada bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, dan berbagai biji minyak, memiliki potensi yang sangat besar untuk merangsang pembangunan pertanian dan memberdayakan ekonomi pedesaan. 

Baca juga : Komisi VII DPR Dorong Program Percepatan Energi Fosil ke EBT

Di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, dengan pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian, pengembangan biofuel menciptakan peluang baru bagi petani dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan serta mempercepat pengentasan kemiskinan. 

"Dari sudut pandang ekonomi, pengembangan sektor biofuel dan rantai pasok terkait memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan banyak kesempatan kerja. Investasi dalam infrastruktur produksi biofuel, penelitian dan pengembangan, dan manufaktur membuka jalan bagi industri yang berkembang. Saat sektor ini berkembang, hal itu menciptakan peluang kerja di seluruh rantai nilai, mulai dari pertanian dan pemrosesan hingga distribusi dan ritel," katanya.

Ketua IPOSS Dono Boestami menambahkan, dengan mempromosikan biofuel sebagai alternatif energi terbarukan ASEAN, juga mendorong kerja sama dan kolaborasi regional. Pertukaran pengetahuan, praktik terbaik, dan teknologi dalam produksi biofuel memfasilitasi upaya bersama untuk mencapai target energi terbarukan.

Baca juga : Mega Ekonomi Hijau di Transisi Energi

"Melalui prakarsa dan kemitraan regional, negara-negara ASEAN dapat secara efektif memanfaatkan potensi biofuel dan mengembangkan pengembangan energi berkelanjutan, sehingga mendorong kawasan ini menuju masa depan yang lebih hijau dan sejahtera,"ucapnya.

Penyelenggaraan seminar internasional sejalan dengan visi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, yang berkomitmen untuk mendorong tercapainya agenda-agenda krusial di berbagai sektor, termasuk energi. Fokus utamanya adalah mempromosikan transisi energi yang berkelanjutan, memperkuat kemandirian energi, dan meningkatkan ketahanan energi di kawasan. 

Seminar internasional tersebut secara spesifik ingin memberikan masukan dalam pengembangan Peta Jalan Energi Terbarukan ASEAN Jangka Panjang (ASEAN Long-Term Renewable Energy Roadmap), sebagai langkah strategis dalam memajukan transisi energi di Indonesia dan ASEAN. 

Baca juga : Pemuda Harus Berkolaborasi Wujudkan Transisi Energi yang Berkeadilan

Terkait dengan hal tersebut, IPOSS bersama dengan SBM-ITB telah melakukan studi kebijakan "NAVIGATING THE FUTURE: Opportunities, Challenges and Strategies of Biofuel Development in South East Asia" yang juga akan diluncurkan pada event tersebut. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat