visitaaponce.com

Penurunan Peringkat Utang AS Berdampak Terbatas ke Indonesia

Penurunan Peringkat Utang AS Berdampak Terbatas ke Indonesia
Ilustrasi(Lampung Post)

Penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings dapat berimplikasi pada kehati-hatian (risk-off) investor di pasar keuangan global, termasuk negara berkembang seperti Indonesia.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan peringkat utang AS bakal berpengaruh pada peningkatan borrowing cost pemerintah AS.

"Sehingga berpotensi mendorong yield UST (surat utang AS) yang selanjutnya investor akan menempatkan investasi ke safe-haven asset lainnya," kata dia saat dihubungi, Rabu (2/8).

Baca juga: Fitch Turunkan Rating Utang AS

Hal itu menurutnya juga akan berdampak pada Indonesia. Nilai tukar rupiah, misalnya, pada perdagangan pagi ini dibuka melemah 35 poin atau 0,23% dari posisi sebelumnya menjadi Rp15.155 per dolar AS.

Namun Josua menilai dampak tersebut hanya bersifat sementara lantaran fundamental perekonomian Indonesia terbilang solid. Berbagai kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dirasa masih cukup ampuh menjaga stabilitas rupiah.

Baca juga: Konsolidasi Fiskal Cepat, Peringkat Kredit Indonesia Stabil

"Oleh karena itu, nilai tukar rupiah diperkirakan relatif stabil. Sekalipun melemah, diperkirakan akan cenderung terbatas dan bersifat sementara," terang dia.

Berbeda dengan kondisi fiskal AS, sambung Josua, kondisi fiskal Indonesia cenderung menunjukkan kondisi yang terus membaik. Hal itu terindikasi dari konsolidasi fiskal yang dapat tercapai lebih cepat dari perkiraan.

Kondisi apik itu didorong oleh peningkatan penerimaan negara yang solid serta didukung kebijakan yang terkalibrasi dengan baik.

Diberitakan sebelumnya, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+ pada Selasa (1/8). Penurunan tersebut dilandasi pada kondisi fiskal Negeri Paman Sam yang diperkirakan melemah dalam tiga tahun ke depan akibat beban utang yang meningkat.

"Penurunan peringkat Amerika Serikat mencerminkan penurunan fiskal yang diharapkan selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah umum yang tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola," demikian laporan Fitch yang dikutip pada Rabu (2/8).

Josua mengatakan, standar tata kelola pemerintahan AS cenderung mengalami tren memburuk selama 20 tahun terakhir, termasuk dalam hal fiskal dan utang. Itu terlepas dari kesepakatan untuk menangguhkan batas utang hingga Januari 2025.

Kebuntuan politik mengenai batas utang yang berulang kali terjadi dan resolusi-resolusi di menit-menit terakhir telah mengikis kepercayaan terhadap manajemen fiskal. Selain itu, pemerintah AS tidak memiliki kerangka fiskal jangka menengah dan memiliki proses penganggaran yang kompleks.

"Faktor-faktor tersebut, telah mendorong peningkatan utang yang cukup signifikan selama dekade terakhir," tandas Josua. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat