visitaaponce.com

Ekonom Hadapi El Nino, Inflasi Harus Dijaga Konsisten Rendah

Ekonom: Hadapi El Nino, Inflasi Harus Dijaga Konsisten Rendah
Gangguan panen dan produksi pertanian karena fenomena el nino bisa berdampak pada kenaikan angka inflasi.(Antara)

DARI sisi domestik, Indonesia relatif membukukan kinerja yang positif. Inflasi menjadi game changer, yang dari sejak tahun lalu turun konsisten, kembali ke target Bank Indonesia 2% - 4%.

"Jadi kalau kondisi ini terus-menerus konsisten, kami meyakini inflasi bisa bergerak ke arah 3% di tahun 2023, atau mungkin saja di bawah 3%, kalau memang tidak ada gangguan dari El Nino atau dampak dari perubahan iklim," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, dalam Media Gathering Grup Ekonom Bank Mandiri, Selasa (22/8).

Kesempatan ekonomi tumbuh dari sisi domestik dia katakan terbuka lebar karena inflasi yang rendah, yang menjadi game changer.

Baca juga : Indef Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9% di 2023

Untuk tingkat suku bunga BI Rate, Ekonom Bank Mandiri masih memegang keyakinan puncaknya berada di level 5,75%, kecuali kalau Fed Rate naik di atas 5,75%. Bank Indonesia juga sudah menyampaikan price in akan Fed Rate di 5,75%.

"Saya rasa kalau tidak terjadi kenaikan The Fed lebih jauh, ini menjadi kesempatan karena artinya memang dari puncak dari BI Ratenya sudah terjadi di Indonesia," kata Andry.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Inflasi akan Tetap Terkendali

Ketiga, yaitu relaksasi mobilitas yang mendukung pertumbuhan sektor ritel dan beberapa sektor. Sehingga untuk yang kelas menengah atas seharusnya performa mereka relatif cukup baik. Sedangkan untuk masyarakat kelompok bawah masih butuh dukungan dari pemerintah terutama untuk subsidi sosial.

Keempat, faktor masa kampanye Pemilu dalam beberapa bulan mendatang, yang diyakini akan berdampak kepada belanja rumah tangga dan pemerintah.

Sedangkan untuk risikonya, yaitu kalau terjadi gangguan panen dan produksi pertanian yang bisa berdampak pada kenaikan angka inflasi.

Risiko kedua, yaitu surplus neraca perdagangan yang makin menyempit, sehingga amunisi untuk mempertahankan stabilitas rupiah juga menjadi relatif terbatas. "Ini yang menjadi risiko ekonomi Indonesia 2023 dan 2024," kata Andry.

Terakhir adalah kalau Pemilunya ini menciptakan keyakinan yang rendah dari pelaku usaha yang berkepanjangan. "Ini yang tentu tidak diinginkan terjadi di sepanjang tahun 2023 dan 2024," kata Andry. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat