visitaaponce.com

PLN Jajaki Bisnis Interkoneksi Listrik dengan 3 Negara ASEAN

PLN Jajaki Bisnis Interkoneksi Listrik dengan 3 Negara ASEAN
Ilustrasi pembangkit listrik(Antara/M. N Kanwa)

PT PLN (Persero) dengan tiga perusahaan listrik asal Malaysia, Laos dan Thailand membahas peluang bisnis sistem interkoneksi listrik antar negara-negara Asia Tenggara pada ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 di Bali, Kamis, (24/8).

Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sistem interkoneksi di ASEAN diyakini dapat memberikan manfaat yang besar antar negara-negara di kawasan tersebut.

"Mimpi besarnya adalah bagaimana proyek ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara Asia Tenggara. Kita butuh kolaborasi bersama," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (25/8).

Baca juga : PLN EPI Kerja Sama Olah Limbah Sawit Jamin Rantai Pasok Biomassa PLTU

Interkoneksi ASEAN dikatakan Darmawan, bukanlah hal yang baru bagi PLN. Sebelumnya Indonesia dan Malaysia sudah menghubungkan sistem interkoneksi listrik antara Kalimantan dengan Sarawak.

Langkah selanjutnya, perusahaan setrum negara itu akan berkolaborasi dengan Tenaga Nasional Berhad untuk interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan kolaborasi dengan Sabah Electricity Sdn. Bhd untuk interkoneksi Kalimantan-Sabah.

Baca juga : HUT ke-78 RI, PLN Hadirkan Listrik 24 Jam di Desa Perbatasan RI-Malaysia

Dirut PLN menilai bisnis sistem interkoneksi listrik antar negara bukan perkara mudah. Ada tantangan dari sisi kebijakan, teknis maupun komersil.

Adapun empat perusahaan listrik dalam pertemuan AMEM kali ini iala Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tenaga Nasional Berhad, perusahaan listrik asal Malaysia, Electricite du Laos, perusahaan listrik asal Laos dan perusahaan listrik asal Thailand, Electricity Generating Authority of Thailand (EGAT). Keempatnya duduk bersama untuk membahas peluang pengembangan sistem interkoneksi listrik antar negara.

President and Chief Executive Officer of Tenaga Nasional Berhad Dato' Indera Ir. Baharin menyambut baik penjajakan kerja sama interkoneksi sistem listrik dari PLN. Meski membutuhkan alokasi anggaran yang tak sedikit, ia menilai ada peluang investasi besar ke depan.

"Ini iklim investasi yang menarik. Model interkoneksi ini sukses diterapkan di Eropa. Namun, daya tarik untuk pengembalian modal menjadi tantangan tersendiri," ucapnya.

Managing Director of Electricite du Laos, Chanthaboun Soukaloune juga merespons positif rencana bisnis interkoneksi listrik dengan Indonesia. 

Ia menjelaskan selama ini skema interkoneksi sudah dijalankan oleh Laos melalui proyek interkoneksi listrik Laos Thailand Malaysia Singapura (LTMS).

"LTMS merupakan salah satu proyek kebanggan kami dan merupakan wujud terlaksananya interkoneksi listrik. Diharapkan penjajakan kerja sama dengan Indonesia dapat memperat hubungan bilateral antar negara," tutupnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat