visitaaponce.com

Antisipasi Kenaikan Harga Beras, Masyarakat Diminta Bijak Berbelanja

Antisipasi Kenaikan Harga Beras, Masyarakat Diminta Bijak Berbelanja
Ilustrasi pedagang beras(MI/Palce Amalo)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, Indonesia memiliki keterbatasan pilihan untuk mengantisipasi gejolak harga beras dalam beberapa waktu ke depan. Karenanya dia turut mengajak masyarakat untuk bijak dalam berbelanja pangan, terutama beras.

"Belanja secukupnya, sesuai kebutuhan. Jangan sampai biasanya stok di rumah 5 kilo gram (kg), tiba-tiba jadi 20 kg. Nanti itu akan terserap semua dan bahaya. Jadi belanja dengan bijak dan seperlunya," kata dia melalui saluran telepon kepada Media Indonesia, Jumat (1/9).

Sejauh ini, kata Arief, pemerintah memiliki tiga opsi untuk menekan potensi kenaikan harga beras secara berlebih. Pertama ialah melalui program bantuan pangan beras yang akan digulirkan selama tiga bulan mulai September 2023.

Baca juga : Antisipasi Lonjakan Harga, Bulog Bakal Percepat Pengadaan Beras 

Program tersebut menyasar 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Nantinya, setiap KPM bakal menerima bantuan beras 10 kg setiap bulannya selama tiga bulan.

Secara total, beras yang bakal disalurkan berkisar 640 ribu ton. Arief meyakini itu akan terpenuhi lantaran saat ini Perum Bulog telah mengamankan 1,54 juta ton beras dan akan kembali melakukan pengadaan 400 ribu ton beras.

Baca juga : Stok Beras di Merangin Cukup dan Aman

"Bantuan pangan kurang lebih 640 ribu ton. Beras di Bulog itu cukup, kita sudah secure 1,54 juta ton. Akan ada tambahan lagi 400 ribu ton dalam waktu dekat, sebelum akhir tahun itu akan masuk," tuturnya.

"Presiden sudah menyiapkan, meminta Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk memberikan bantuan pangan tahap kedua tiga bulan ke depan," lanjut Arief.

Pararel dengan guliran bantuan pangan beras tersebut, pemerintah juga akan melakukan upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau umum dikenal sebagai operasi pasar. 

"Jadi hanya itu yang bisa kita kerjakan hari ini. Karena produksi di semester II pastinya di bawah semester I. Sehingga memang GKP (gabah kering panen) kita kurang," pungkas Arief. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat