Pemerintah Didorong Percepat Intervensi Terkait Harga Beras
![Pemerintah Didorong Percepat Intervensi Terkait Harga Beras](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/e2dc3951be31326c7bd64ce5a857acbe.jpg)
HARGA beras terus merangkak naik seiring berkurangnya produksi di musim gadu dan imbas El Nino. Intervensi pemerintah diperlukan segera agar harga komoditas itu tak kian menambah berat beban masyarakat.
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, percepatan realisasi penugasan impor beras hingga 2 juta ton kepada Bulog untuk 2023 menjadi opsi yang dapat ditempuh. "Jika itu bisa dilakukan, semoga pasokan lebih memadai," kata dia saat dihubungi, Minggu (11/9).
Sejauh ini, Bulog telah berhasil mengamankan sekitar 1,54 juta ton beras impor. Dus, masih ada kuota sekitar 400 ribu ton untuk memenuhi penugasan impor yang diberikan tahun ini.
Baca juga: Tinjau Gudang Bulog Bogor, Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Selain mempercepat realisasi impor, kata Khudori, intervensi bantuan sosial berupa beras juga dinilai dapat mengerem kenaikan harga beras. Hal itu menurutnya tercermin dari pelaksanaan bansos serupa di periode Maret-Mei 2023.
Saat itu, harga beras relatif stabil. Inflasi beras juga berada dalam level yang rendah. Penyaluran bansos beras juga dibarengi dengan pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) atau operasi pasar di wilayah-wilayah dengan harga beras tinggi.
Baca juga: Cek Ketersediaan Beras, Jokowi Sebut Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Antisipasi Inflasi
Dua intervensi tersebut, kata Khudori, relevan untuk dilakukan segera agar harga beras yang tinggi tak berimbas langsung ke masyarakat. Sedangkan dalam jangka pendek, pemerintah didorong untuk mempercepat pelaksanaan tanam baru.
"Mempercepat tanam di wilayah yang ada air, membantu pompa, bantuan bibit berumur genjah dan lainnya, juga perlu dipastikan berjalan baik di lapangan. Termasuk menyiapkan 500 ribu hektare penanaman baru. Ini mesti dikawal dengan baik," terang Khudori.
Hal itu bertujuan sebagai langkah mitigasi bila El Nino memberikan dampak yang cukup berat. "Setidaknya, tetap ada produksi yang mengompensasi. Tapi ini semua masih akan bisa dipetik hasilnya November atau Desember nanti. Hasilnya pun belum bisa diperkirakan seperti apa," terang Khudori.
Dia mencatat kenaikan harga beras terjadi merata di berbagai wilayah. Beberapa daerah nonprodusen, terutama di Indonesia timur, bahkan cukup tinggi. Harga gabah dan beras terus naik.
"Harga gabah jauh di atas HPP yang dipatok Rp5.000/kg. Di beberapa daerah harga menembus Rp7.000/kg, bahkan Rp7.300/kg. Harga beras medium pun sudah melewati HET (Harga Eceran Tertinggi)," jelas Khudori.
Menurutnya, penggilingan dan pedagang beras terjepit dari dua sisi sekaligus, yakni harga bahan baku gabah yang tinggi dan harga jual beras yang dipatok dengan HET. Ketika harga gabah naik, margin keuntungan turun, bahkan bisa merugi. Ketika segala cara untuk bertahan tidak menolong, berhenti produksi jadi keniscayaan.
Sementara mulai Oktober nanti Indonesia bakal memasuki musim paceklik. Itu berarti produksi beras akan jauh lebih kecil lagi. Itu diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2024 tanpa adanya anomali cuaca berlebih.
Namun karena ada El Nino, periode paceklik berpotensi bisa bertambah panjang hingga satu atau dua bulan. "Artinya musim paceklik jadi lebih lama. Ini potensial terus mengerek harga gabah dan beras lebih tinggi. Seberapa tinggi? Tergantung sejauh mana intervensi pasar yang dilakukan pemerintah," pungkas Khudori. (Z-10)
Terkini Lainnya
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
Bapanas Tekankan Pentingnya Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah
HOKI Siapkan Capex Rp15 Miliar untuk Ekspansi Bisnis
Rencana Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja Diapresiasi
KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
IM57+ Institute Menuduh Ada Intervensi dalam Kasus Suap Harun Masiku
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
Intervensi Serentak, Senjata Kemenkes Cegah Stunting Sejak Dini
Operasi Senyap Israel Targetkan ICC Sejak 2015
Hanya Turun 0,1%, Pemerintah Diminta Koreksi Target Capaian dan Kawal Intervensi Stunting
Penurunan Stunting 2023 Hanya 0,1%, Intervensi Spesifik dan Sensitif perlu Dievaluasi
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap