Intervensi Serentak, Senjata Kemenkes Cegah Stunting Sejak Dini
![Intervensi Serentak, Senjata Kemenkes Cegah Stunting Sejak Dini](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/06b7bc09fba2779b7eb243392211f789.jpeg)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) fokus melakukan pencegahan dini dalam upaya mengatasi stunting di berbagai daerah di Indonesia melalui program Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Program ini dirancang dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua pihak bergerak seirama dengan sasaran yang tepat.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan Kemenkes terus berupaya memberikan data dan informasi yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat.
“Kami berusaha memberikan data dan informasi secara cepat agar seluruh pihak yang terlibat dapat menggunakan data dan informasi tersebut secara efektif,” jelas Endang dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema Tantangan Kejar Stunting Turun Jadi 14%, Rabu (29/5).
Baca juga : Hanya Turun 0,1%, Pemerintah Diminta Koreksi Target Capaian dan Kawal Intervensi Stunting
Karenanya, Endang memastikan bahwa program Intervensi Serentak yang dicanangkan secara khusus dirancang sebagai langkah preventif yang lebih efektif daripada hanya mengobati. Sebab, menurutnya, selama ini stunting masih banyak terjadi lantaran pencegahan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri masih terlalu kurang.
“Kami masih dalam masa transisi, di mana kita cenderung mengobati penyakit daripada mencegahnya. Hal yang sama terjadi pada stunting, di mana pencegahannya masih kurang,” kata Endang.
Dalam Intervensi Serentak yang bakal digerakkan pada Juni 2024 mendatang ini, langkah pertama yang dilakukan, yakni memastikan ibu hamil yang bermasalah dengan gizi awal mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga : Angka Stunting Stagnan, Penguatan Kader Posyandu Harus Jadi Langkah Strategis Pemerintah
Endang menjelaskan ibu hamil harus datang ke Posyandu untuk melakukan pemeriksaan terkait masalah gizi awal. Jika terdeteksi masalah gizi awal, mereka akan dirujuk ke Puskesmas dan diberikan makanan tambahan selama 120 hari.
Langkah kedua, kata Endang, yakni melakukan pengukuran dan penimbangan berat badan pada balita untuk mendeteksi masalah gizi sejak dini. “Kami ingin memastikan bahwa jika berat badan balita tidak naik dari bulan sebelumnya, segera ada intervensi untuk mencegah masalah gizi yang lebih serius,” tambahnya.
Selain ibu hamil, para calon pengantin juga bakal diminta datang ke Posyandu untuk dilakukan pengecekan. “Hal ini dilakukan agar mereka siap menikah dan memiliki anak dengan kondisi kesehatan yang optimal,” ujar Endang.
Baca juga : Anggota Komisi IX DPR: Intervensi Stunting Harus Komprehensif
Meski demikian, Endang mengakui, cakupan pelayanan kesehatan antar wilayah di Indonesia masih sangat bervariasi. Terdapat wilayah dengan cakupan layanan standar, intervensi spesifik, dan sensitif.
“Berdasarkan data yang ada, Bali memiliki tingkat stunting terendah dibandingkan daerah lainnya. Data ini akan terus diperbarui dan dipublikasikan agar semua daerah dapat dievaluasi dan intervensi dapat dioptimalkan,” ungkap Endang.
Endang mengungkapkan dengan deteksi dini dan penanganan cepat terhadap masalah gizi ibu hamil dan balita, diharapkan angka stunting dapat turun secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga : Pemerintah Galakkan lagi Program Posyandu Aktif di April 2023
Berdasarkan data terbaru pihaknya menunjukkan bahwa stunting bisa terjadi di berbagai tahapan, terutama pada ibu hamil. "Satu dari tiga ibu hamil mengalami anemia, dan 16,9% ibu hamil memiliki status gizi yang tidak bagus. Banyak bayi lahir dengan berat badan rendah, menunjukkan ibu hamil masih memerlukan perhatian khusus,” tambahnya.
Lebih dari itu, Endang juga mengingatkan pentingnya mencari berbagai informasi dari sumber terpercaya terkait permasalahan stunting. Salah satunya di platform media sosial Kemenkes dan website resmi ayosehat.kemkes.go.id.
“Di situs tersebut terdapat berbagai resep dan menu yang dapat membantu dalam pencegahan stunting,” ujar Endang. (H-2)
Terkini Lainnya
IM57+ Institute Menuduh Ada Intervensi dalam Kasus Suap Harun Masiku
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
Operasi Senyap Israel Targetkan ICC Sejak 2015
Hanya Turun 0,1%, Pemerintah Diminta Koreksi Target Capaian dan Kawal Intervensi Stunting
Penurunan Stunting 2023 Hanya 0,1%, Intervensi Spesifik dan Sensitif perlu Dievaluasi
Atasi Tengkes di Jakarta, Dharma Jaya Gencar Salurkan Makanan Sehat Ke Warga
Penimbangan Nasional Serentak Diharapkan Capai 95% Anak untuk Deteksi Stunting
Remaja Putri dan Ibu Hamil Jadi Sasaran Utama Pencegahan Cikal Bakal Stunting
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Dharma Wanita BKKBN Beri Pembekalan Anggota Se-Indonesia untuk Turunkan Tangkes
Murah dan Mudah Didapat, Cegah Stunting Anak dengan Konsumsi Daun Kelor hingga Ikan
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap