Dharma Wanita BKKBN Beri Pembekalan Anggota Se-Indonesia untuk Turunkan Tangkes
![Dharma Wanita BKKBN Beri Pembekalan Anggota Se-Indonesia untuk Turunkan Tangkes](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/34734420ad563a55238d56c2f37dc5b5.jpg)
PERAN perempuan sangat penting mengatasi stunting (tangkes) di Indonesia. Dharma Wanita Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan motivasi dan strategi kepada anggota di daerah dan provinsi untuk bersama mengatasi tengkes yang masih di atas 20%.
Kehadiran Pengurus Dharma Wanita BKKBN pusat dalam rangkaian kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Semarang tidak sekadar mendampingi suami yang bertugas di badan tersebut, tetapi harus memiliki peran sebagai pendorong untuk mengurangi tengkes di Indonesia hingga memenuhi target 14% di 2024. "Kita hadir di sini untuk turut serta mendorong anggota Dharma Wanita BKKBN di provinsi dan daerah di Indonesia untuk membantu menurunkan angka tangkes," kata Dewan Penasihat DWP BKKBN Reni Hasto Wardoyo, Kamis (27/6), usai memberikan motivasi kepada 200 pengurus di daerah.
Peran perempuan, terutama ibu rumah tangga, lanjut Reni Hasto Wardoyo, dalam mengurangi angka tangkes sangat penting, tidak hanya dari mulai mengandung, melahirkan, tetapi hingga membesarkan karena, baik secara langsung maupun emosional, hubungan dengan anak-anaknya sangat dekat.
Baca juga : 10 Ribu Orang Diperkirakan akan Hadiri Harganas ke-31 di Semarang
Dharma Wanita sebagai mitra, ungkap Reni Hasto Wardoyo, ikut serta bertanggung jawab memberikan arahan dan motor kepada para ibu rumah tangga di mana pun juga. Selain membantu mendorong para suami yang bertugas di instansinya, tugas pengurus pusat memberikan motivasi dan berjalan sumber daya manusia anggotanya.
Ketua Pelaksana Promosi dan KIE Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Kapasitas Dharma Wanita Persatuan BKKBN Asmeri Yosita Nopian mengatakan setiap daerah dalam mengatasi tengkes mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga diperlukan kemampuan dan inovasi dari setiap anggota Dharma Wanita sesuai kondisi masing-masing daerah.
Di samping itu, menurut Asmeri Yosita Nopian, perlu dukungan dan koordinasi dengan dharma wanita instansi lain. Soalnya, mengatasi masalah tengkes tidak cukup dan tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi perlu secara bersama-sama dengan menyesuaikan program masing-masing.
Baca juga : Sasaran Cegah Stunting di Klaten Difokuskan Catin, Bumil, Balita
"Di sini tidak hanya dituntut mendorong suami yang punya tanggung jawab di kantor, tetapi lebih dari itu dapat berperan aktif bersama Dharma Wanita di semua lini, baik pemerintah daerah, dinas kesehatan, social, dan lainnya," ujar Asmeri Yosita Nopian.
Sebelumnya, pengurus Dharma Wanita BKKBN dalam rangkaian kegiatan Hari Keluarga Nasional di Semarang juga berkesempatan mengunjungi Rumah Pelita yang selama ini giat promosi dan KIE Pencegahan Stunting. "Ini akan menjadi contoh bagaimana peran lintas sektor bagi Baduta," tambahnya.
Program inovasi penurunan tengkes yang diinisiasi Pemerintah Kota Semarang dengan konsep bergerak bersama melalui perbaikan gizi dan pola asuh balita mampu mengatasi masalah tersebut hingga tuntas. Dharma Wanita merupakan wadah persatuan istri-istri Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat membina anggota, memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak, serta meningkatkan kepedulian sosial.
Mengemban amanah yang penting Presiden seperti disebut dalam Musyawarah Nasional IV Dharma Wanita Persatuan bahwa perempuan berperan sebagai pionir dalam membangun generasi muda di masyarakat. Selama ini, menurut Reni Hasto Wardoyo, Dharma Wanita cukup berhasil mendukung perempuan untuk melakukan kontribusi baik serta praktik baik dalam masyarakat, seperti mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Kontribusi Dharma Wanita, ujar Reni, melalui pemberian bantuan intervensi kepada anak berisiko stunting dan atau berasal dari keluarga berisiko stunting, seperti yang digelar saat ini cukup terasa manfaatnya. Karenanya, hal itu perlu terus dilaksanakan tidak hanya saat perayaan Harganas tetapi setiap saat. (Z-2)
Terkini Lainnya
Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi, Sosiolog: Ukurannya bukan Materi
Menko PMK: Perlu Kerja Keras Siapkan GenZ dan Gen Alfa Sambut Indonesia Emas 2045
BKKBN: Indeks Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi Meskipun Belum Mandiri
Harganas ke-31, Sejumlah Kepala Daerah Mendapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
Ketua TP PKK Kota Cilegon Hany Seviatry Raih Penghargaan Tertinggi dari BKKBN
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Bangkai Sapi Ditemukan di Bawah Jembatan Semarang
7 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Hujan Lebat
10 Ribu Orang Diperkirakan akan Hadiri Harganas ke-31 di Semarang
Mau Wisata Horor? Kunjungi Lawang Sewu Malam Hari lewat Paket KAI Wisata
Pemrov Jateng dan Pemkot Semarang Matangkan Persiapan Kegiatan Puncak Harganas Ke-31
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap