visitaaponce.com

Jika Jadi Pendamping Ganjar, Arsjad Rasjid Bisa Akselerasi Target Transisi Energi

Jika Jadi Pendamping Ganjar, Arsjad Rasjid Bisa Akselerasi Target Transisi Energi
Ketum KadinArsjad Rasjid saat di Solo. Figur Arsjad dinilai bisa mengakselerasi transisi energi bila mendampingi Ganjar Pranowo.(MI/Widjajadi)

Indonesia butuh pemimpin yang punya pengalaman, berkomitmen, dan mampu mampu mengawal proses transisi energi yang sedang berjalan hingga mencapai hasil optimal. 

Sosok Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia  Arsjad Rasjid dinilai pantas jadi salah satu pemimpin di Indonesia mendampingi Ganjar Pranowo, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. 

"Dengan pengalaman dan komitmen di sektor swasta bersama PT Indika Energy Tbk, jika kelak Arsjad Rasjid menjadi salah satu pemimpin negeri ini, rasanya tidak sulit bagi beliau untuk menjadi motor perubahan di sektor tersebut untuk mencapai target transisi energi Indonesia," ujar Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS) di Jakarta, Senin (18/09).
 
Menurut Ali, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GRK) dengan menurunkan emisi sebesar 29% bila secara mandiri dan sanggup sebesar 41% dengan bantuan internasional. Target tercapai Net Zero Emision (NZE) pada 2060. "Itu semua bukan pekerjaan mudah, perlu ketegasan pemerintah yang didukung seluruh masyarakat dan semua sektor terkait, termasuk dunia industri," katanya.

Perusahaan-perusahaan baik yang dikelola oleh BUMN maupun swasta harus terlibat aktif dan berkomitmen penuh terhadap target nasional, regional dan global terkait permasalahan lingkungan (khususnya perubahan iklim dan pemanasan global) yang dipicu oleh emisi GRK. Karena itu, lanjut Ali, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami tentang isu-isu lingkungan tersebut dan mampu menjadi motor perubahan, serta bisa mengawal sektor industri dan transportasi (BUMN dan swasta) agar berkomitmen dan terlibat aktif dalam mencapai NZE. 

"Dengan pengalaman cukup memadai, jika Arsyad Rasyid terpilih menjadi salah satu pemimpin negeri kedepan, insya Alloh beliau memahami hal tersebut dan pastinya mampu menjadi penggerak tercapainya NZE sesuai target Indonesia kedepan," katanya.

Transisi energi merupakan isi global. Perubahan iklim dan pemanasan global merupakan masalah internasional. Demikian juga dengan pengurangan emisi (GRK) merupakan target seluruh dunia.  Dengan demikian, optimalisasi pencapaian target ini tidak bisa sendirian. 

Di dalam negeri, lanjut Ali, semua pihak harus aktif terlibat. Pun secara internasional, harus ada kerjasama yang adil antara negara industri maju sebagai penyumbang emisi terbesar dengan negara berkembang. 

Skema "carbon credit" dan "interregional carbon trading" menjadi salah satu skema untuk mewujudkan itu. Intinya negara maju harus bertanggungjawab dan berkomitmen untuk menurunkan emisi dan memberikan kompensasi kepada negara berkembang.  

Indonesia.lanjut Ali, harus berjuang keras memperjuangkan kepentingan nasional, termasuk berani bernegosiasi dengan negara lain. Salah satu yang perlu diperjuangkan adalah mendesak negara-negara besar dan maju (Amerika Serikat, China, dll) agar lebih adil dalam pemberian subsidi hijau bagi mineral untuk kendaraan listrik (EV). Negara ini perlu pemimpin yang menguasai masalah dan pandai bernegosiasi dengan negara lain dalam prinsip keadilan dan kesetaraan. 

Orang seperti Arsjad cukup piawai, tambah Ali jika suatu saat akan menjadi salah satu pemimpin di negeri ini, Arsjad  akan mampu mejalankannya dengan baik.

"Arsjad dengan segenap potensi, pengalaman dan jaringan yang dimilikinya, merupakan aset bangsa yang berharga. Jika suatu saat beliau berkesempatan menjadi salah satu pemimpin di negeri ini, semua semua yang dimilikinya akan digunakan secara optimal untuk membangun bangsa yang maju dan mandiri," tandasnya. (RO/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat