visitaaponce.com

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Pusri-IIIB, Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Pusri-IIIB, Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan
Pabrik Pusri di Palembang(MI/Dwi Apriani)

PT Pupuk Indonesia akan segera membangun pabrik pupuk Pusri-IIIB untuk meningkatkan daya saing dan menjaga ketersediaan pupuk nasional. Pembangunan pabrik itu bakal menggunakan teknologi rendah energi, sehingga memberikan efisiensi dan ramah lingkungan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyambut baik pembangunan tersebut. Menurutnya, pabrik itu akan menggantikan pabrik yang kurang efisien dalam penggunaan energi.

"Pabrik Pusri III-B diharapkan dapat menurunkan konsumsi bahan baku yaitu gas sebesar 13 MMBTU per ton atau penghematan setara Rp 1,1 triliun per tahun dari biaya gas," ujar saat menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kredit Pendanaan dan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri-IIIB di Jakarta, Jumat (13/10).

Baca juga : Plt Mentan Pastikan Stok Pupuk Subsidi dan Nonsubsidi Aman di Kios

Tiko menjelaskan, teknologi low energi pabrik Pusri III-B dapat meningkatkan competitiveness produk Pupuk Indonesia Grup dan tata kelola industri pupuk nasional sehingga berdampak positif pada kinerja perusahaan dan menjadi modal menuju go global.

Meski begitu, dia meminta pembangunan pabrik Pusri III-B dilaksanakan sesuai target.

Baca juga : Stok Berlimpah, RI Bakal Ekspor 600 Ribu Ton Pupuk Urea

"Proyek Pusri III-B yang dalam waktu dekat akan dibangun di Palembang, Sumatera Selatan," tuturnya.

"Kalau tanda tangannya di depan saya nanti jangan cost overrun dan jangan ada delay, karena tanda tangannya di depan saya, dari efisiensi energi tersebut diharapkan dapat menjadi value creation, di mana Pupuk Indonesia dapat meningkatkan competitiveness product dan tata kelola industri pupuk, sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik untuk menjadi salah satu global player di chemical dan vertilizer industry," tambah Tiko.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Indonesia memiliki komitmen kuat dalam mendukung ketersediaan pupuk dan ketahanan pangan nasional. Pabrik yang berlokasi di Palembang ini akan dioperasikan oleh salah satu anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pusri Palembang.

Selain itu, penggunaan teknologi baru akan diterapkan dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan baku dan energi. Sehingga menjamin daya saing produk dan keandalan produksi pupuk.

"Salah satu upaya Perusahaan meningkatkan efisiensi adalah melalui revitalisasi pabrik pupuk untuk menurunkan konsumsi bahan baku dan konsumsi energi dengan menggantikan pabrik yang sudah tua dengan pabrik baru yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Pusri IIIB dibangun dengan tujuan untuk menggantikan pabrik Pusri-III dan Pusri-IV yang sudah cukup tua usianya," ujar Rahmad.

Pabrik Pusri IIIB nantinya akan mampu mengurangi emisi hingga 300 ribu ton CO2 per tahun. Pabrik tersebut bakal memiliki kapasitas produksi amonia 445.500 ton per tahun dan pupuk urea 907.500 ton per tahun.

Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri-IIIB menggunakan teknologi low energy dengan rasio konsumsi energi untuk produksi urea sebesar 22 MMBTU/ton dan amonia 32,89 MMBTU/ton.

"Saat ini Pupuk Indonesia menempati peringkat 6 (enam) perusahaan pupuk di dunia. Dengan meningkatnya efisiensi, kami tentunya berharap bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi, termasuk bersaing di pasar regional dan internasional," terang Rahmad.

Adapun nilai investasi proyek Pusri-IIIB diestimasikan sebesar Rp10,5 triliun, termasuk owner cost dengan masa konstruksi sekitar 40 bulan. Proyek ini diharapkan sudah dapat beroperasi secara komersial pada 2027.

Pendanaan proyek berasal dari kredit sindikasi investasi perbankan yang terdiri dari 8 perbankan nasional dengan Bank BNI sebagai agen fasilitas dan Bank Mandiri sebagai agen jaminan.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh menyatakan, proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. Pasalnya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.

Terkait pembiayaan, Pusri Palembang menunjuk BNI & Bank Mandiri sebagai Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) untuk selanjutnya bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi untuk pendanaan proyek Pusri-IIIB.

Kedua Bank tersebut bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan bank lain dan bertindak sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) atau sebagai participant, memberikan data dan informasi yang terkait dengan rencana pembentukan kredit dan kondisi Pusri Palembang secara umum kepada bank lain.

Pusri Palembang juga mengusulkan kepada JMLAB untuk menunjuk BCA & BRI sebagai Joint Mandated Lead Arranger (JMLA) Pendanaan Sindikasi Proyek Pusri-IIIB.

"Hadirnya pabrik Pusri IIIB ini sebagai komitmen kami untuk menjaga ketersediaan pupuk di seluruh wilayah tanggung jawab penyaluran Pusri. Serta dukungan kami dalam menjaga keberlanjutan industri yang andal dan berdaya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Wahyudi.

Selain penandatanganan tersebut, dilakukan pula penandatanganan EPC Proyek Pusri-IIIB yang dilakukan oleh Direktur Utama Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh, Director of Wuhuan Indonesia Branch, Cheng Zhenghong, dan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat