Brantas Energi Tegaskan Butuh Inovasi Pendanaan untuk Proyek EBT
![Brantas Energi Tegaskan Butuh Inovasi Pendanaan untuk Proyek EBT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/05ffc59e1199ab9e90e398d02e9a4515.jpg)
PT Brantas Energi (BREN) yang merupakan anak usaha PT Brantas Abipraya (Persero) menyatakan membutuhkan inovasi pendanaan dalam investasi pengembangan usaha proyek energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan tersebut membutuhkan investasi Rp16 triliun dari periode 2024-2030.
Inovasi pembiayaan itu berasal dari pendanaan hijau, dana dari penawaran umum saham atau initial public offering (IPO), dan asset recycle atau melepas sebagian aset unit pembangkit.
"Kita melakukan inovasi pendanaan seperti IPO, asset recycle, mencari partner investasi dari badan usaha milik negara (BUMN) atau dari swasta," ungkap Direktur Utama Brantas Energi Satiyobudi Santoso dalam Executive Forum Media Indonesia: Pembiayaan Renewable Energy di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (19/10).
Baca juga: PLN: Kebutuhan Investasi Hijau hingga 2040 Capai Rp2.487 T
Ia juga menyatakan salah satu partner utama investasi BREN berasal dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Melalui program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon (Mentari), BREN bersama SMI berupaya mendapatkan hibah dari Palladium Internasional, Ltd.
Dilansir laman resmi BREN, perusahaan itu meneken perjanjian untuk mendukung tiga proyek energi terbarukan tenaga air dengan total kapasitas pembangkit sebesar 7 MW pada Maret 2023 lalu. Dari total biaya pembangunan yang dibutuhkan sebesar Rp210 miliar, Pemerintah Inggris akan ikut berkontribusi sebesar Rp21 miliar melalui hibah Program Mentari.
Baca juga: Emiten Minyak Bumi bakal Panen Raya Sampai 2024
"Kami mendapatkan hibah atau grant dari program Mentari di tiga proyek kami. Ada kunjungan dari menteri energi dari Inggris untuk memastikan proyek Mentari berjalan," terang Satiyobudi.
Proyek yang dimaksud ialah tiga pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) yakni PLTM Batanghari di Sumatra Barat, PLTM Titab di Bali, dan PLTM Pandanduri di Nusa Tenggara Barat. Proyek tersebut akan memberikan manfaat dengan menghasilkan listrik dari kelebihan debit air yang mengalir dari bendungan eksisting.
Di sisi lain, Satiyobudi menerangkan di tengah kondisi global yang tak menentu, mulai dari perang Rusia-Ukraina, memanasnya perang Israel-Palestina, dan inflasi yang tinggi, pihaknya mengalami masalah terkait kebutuhan turbin untuk pengadaan pembangkit listrik tenaga air.
"Soal pengadaan turbin, kami mengalami kesulitan karena biasanya mengambil dari Eropa. Dengan kondisi global saat ini, kami akan mengambil dari Asia atau dalam negeri," pungkasnya. (Ins/Z-7)
Terkini Lainnya
Kolaborasi dengan Satu Data untuk Atasi Kemiskinan
Penanganan Kemiskinan Berkaitan Erat dengan Pengendalian Stunting
Sumber Energi Terbarukan di Lombok Timur Berlimpah
PT SMI Berkomitmen Dukung Inisiatif Dekarbonisasi Indonesia
PLN: Kebutuhan Investasi Hijau hingga 2040 Capai Rp2.487 T
Angka Stunting Pengaruhi Skor PISA Negara
Penerapan EBT Perlu Komitmen Bersama
Baleg DPR Bantah Ada Jalur Khusus dalam Pembahasan RUU
MKI Perkuat Sinergi dan Kolaborasi Tingkatkan Pemanfaatan EBT
Komisi VII DPR: Pemerintah Tak Perlu Buru-buru Ekspor Listrik EBT ke Singapura
Bertemu Tony Blair, Jokowi Bahas Rencana Proyek EBT di IKN
PLN UIW Babel Gandeng Pemkot Pangkalpinang Kembangkan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap