visitaaponce.com

PLN Kebutuhan Investasi Hijau hingga 2040 Capai Rp2.487 T

PLN: Kebutuhan Investasi Hijau hingga 2040 Capai Rp2.487 T
EXECUTIVE vice president (EVP) of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani(MI/Vicky Gustiawan)

EXECUTIVE vice president (EVP) of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani mencatat total kebutuhan investasi hijau periode 2023-2040 menembus US$157 miliar atau setara RpRp2.487 triliun (kurs Rp15.841).

Hal ini berdasarkan data skenario percepatan pengembangan energi terbarukan atau accelerated renewable energy PLN yang ditampilkan Kamia dalam Executive Forum Media Indonesia: Pembiayaan Renewable Energy di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (19/10).

"Jadi ini total kebutuhan modal atau capital expenditure (capex) dalam transisi energi terkait pembangunan energi baru terbarukan (EBT)," ujarnya.

Baca juga : PT SMI Berkomitmen Dukung Inisiatif Dekarbonisasi Indonesia

Investasi tersebut dipergunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur pembangkit EBT. Dalam data Kamia dijabarkan proyek-proyek hijau yang akan dibangun PLN antara lain pembangkit tambahan beban dasar energi terbarukan sebesar 30,9 gigawatt (GW),

proyek yang menghubungkan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan atau green enabling super grid. sepanjang 18.537 kilometer sirkuit (kms), pembangkit EBT khususnya pembangkit yang bersifat intermittent atau variable renewable energy (VRE) sebesar 27,7 GW, dan lainnya.

Kamia mengatakan kebutuhan investasi hijau jumbo tersebut salah satunya diharapkan berasal dari pinjaman atau hibah (grant), baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga : Aksi Nyata Green Energy Terminal, PET Meraih Sertifikat Energi Terbarukan 

"PLN berharap banyaknya grant untuk keperluan techinical enabler seperti green super grid. Kami juga butuh dukungan internasional untuk teknologi baru," ucapnya.

Kamia menambahkan dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN akan menghapus 13,3 GW PLTU berbasis batu bara.

"PLN membatalkan proyek PLTU 13,3 GW. Jadi sudah ada moratorium, yang mana tidak ada pembangunan PLTU baru kecuali dari proyek PLTU pipeline," terangnya.

Baca juga : Lanjutkan Program Dedieselisasi, PLN Teken LoI Bersama 3 Perusahaan Nasional dan Multinasional

Dalam accelerated renewable energy, PLN menargetkan mampu menambah porsi EBT sebanyak 75% atau sebesar 60 GW sampai dengan 2040, dan sisanya 25% berasal dari gas.

Sementara, untuk green enabling super grid, PLN akan menjadikan sistem kelistrikan antar pulau di Indonesia yang sebelumnya terfragmentasi menjadi terhubung satu sama lain. (Z-5)

Baca juga : Dukung Energi Hijau, PLN Icon Plus Pasang PV Rooftop di Kawasan Industri Karawang

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat