visitaaponce.com

Mitratel Minati 2.000 Tower Milik Telkomsel

Mitratel Minati 2.000 Tower  Milik Telkomsel
Jajaran direksi Mitratel saat pemaparan kinerja triwulan III 2023. Mitratel meraup laba Rp1,43 triliun pada sembilan bulan 2023.(Dok.MTEL)

KONSOLIDASI bisnis menara telekomunikasi atau tower terus berlanjut. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) sebagai pemain besar di bisnis tower terus menambah jumlah aset yang dikelolanya.

Direktur Investment Mitratel Hendra Purnama mengatakan bahwa pihaknya terus memantau aset tower yang akan dimiliki dan bersedia dilepas oleh pemilik lamanya. Termasuk aset tower yang dikelola Telkomsel yang merupakan perusahaan dalam induk yang sama yakni Telkom Group.

"Telkomsel memiliki 2 ribu tower. Kita berminat untuk mengambil alih bila mereka mau melepas. Tentu saja dengan nilai dan tahapan yang baik dan sesuai," ujar Hendra dalam media briefing di Jakarta, Senin (30/10).

Selama sembilan bulan pertama 2023 Mitratel membangun 481 menara baru serta menambah 1.192 menara melalui akuisisi, sehingga jumlah menara milik MTEL hingga akhir September 2023 mencapai 37.091 menara. Pencapaian ini membawa Mitratel sebagai perusahaan TowerCo dengan jumlah menara terbanyak di Asia Tenggara.

Sebaran menara Mitratel meliputi 15.505 menara di Jawa dan 21.586 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Hal ini mendorong pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 11%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 10%.

Tahun ini MTEL menyiapkan dana untuk belanja modal hingga Rp7 triliun. Dan hingga saat ini sudah terpakai sekitar Rp4 triliun, sehingga masih ada ruang untuk membiayai pembelian aset tower.

Hendra menambahkan bahwa pembelian tower milik Telkomsel belum akan terealisasi dalam waktu dekat.

"Untuk timing pembelian, kita tidak batasi apakah dalam waktu dekat ini atau tidak. Ini bergantung pada pihak yang akan melepas," tandasnya.

Dirut Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiber optik milik industri MNO.

"Operator telekomunikasi melakukan hal itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy.

Selain ekspansi di infrastruktur menara dan fiber optik serta fokus meningkatkan produktivitas aset, Perseroan juga berupaya mengoptimalkan teknologi digital dalam bisnis proses. Hal ini memampukan perseroan memberikan services yang relevan dengan kebutuhan pelanggan sehingga memberikan nilai tambah lebih tinggi. “Adopsi digital terus kami tingkatkan sehingga pelayanan kepada para mitra kami menjadi lebih presisi, lebih efektif dan jauh lebih efisien.” tandasnya.

Berbagai penyempurnaan itu berkontribusi pada peningkatan EBITDA margin dari 78,5% pada September 2022 menjadi 80,6% pada September 2023. Dari total pendapatan Rp6,3 triliun, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp1,43 triliun. Perolehan laba bersih ini melonjak 16,6% dari periode yang sama tahun lalu. (E-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat