visitaaponce.com

Alami Rugi Besar, Bayer akan Pangkas Pekerjaan Manajemen

Alami Rugi Besar, Bayer akan Pangkas Pekerjaan Manajemen
Logo perusahaan kimia dan farmasi raksasa Jerman, Bayer, di pabrik grup tersebut, Wuppertal, Jerman bagian barat.(AFP/Ina Fassbender.)

RAKSASA bahan kimia Jerman, Bayer, mengatakan pada Rabu (8/11) bahwa pihaknya akan memangkas pekerjaan manajemen. Selain itu, perusahaan sedang mempertimbangkan pemisahan salah satu divisinya. Kedua aksi akan dilakukan setelah Bayer melaporkan kerugian besar pada kuartal ketiga.

Produsen aspirin telah lama mendapat tekanan dari para investor aktivis seiring dengan meningkatnya permasalahan yang dihadapi. Awal tahun ini, mereka menunjuk CEO baru untuk membantu mengarahkan perusahaan ke arah yang baru.

Perusahaan ini melaporkan kerugian bersih hampir 4,6 miliar euro (US$4,9 miliar) dari Juli hingga September. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan mengantongi laba hampir 550 juta euro. Kerugian disebabkan oleh penurunan nilai besar-besaran di divisi agrokimia.

Baca juga: IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok pada 2023

Kerugian itu terkait dengan suku bunga yang lebih tinggi. Ini juga mencerminkan masalah yang sedang berlangsung di divisi itu karena menurunnya penjualan dan harga herbisida utama berbasis glifosat.

"Kami tidak senang dengan kinerja tahun ini," kata kepala eksekutif baru Bill Anderson dalam suatu pernyataan.

Baca juga: Konsultan COP28, McKinsey Dorong Kepentingan Klien Perusahaan Migas

Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya berencana menghapus berbagai lapisan manajemen dan koordinasi pada akhir tahun ini. Ini akan mencakup pengurangan tenaga kerja secara signifikan.

Bayer tidak mengatakan jumlah pekerja yang mungkin terkena dampaknya. "Sekitar 95% pengambilan keputusan dalam organisasi akan beralih dari manajer ke orang yang melakukan pekerjaan," kata Anderson.

Kelompok yang melakukan diversifikasi ini--produknya mencakup obat-obatan, benih, dan bahan kimia tanaman--mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk memisahkan divisi kesehatan konsumen atau ilmu tanaman. Pembagian perusahaan menjadi tiga bisnis telah diperhitungkan, tetapi dikesampingkan.

Rincian lebih lanjut akan diungkapkan pada Maret. Membagi perusahaan menjadi setidaknya dua bagian--bisnis pertanian dan farmasi--untuk mengatasi masalah yang menjadi tuntutan utama investor.

Bayer telah menghadapi masalah sejak pengambilalihan perusahaan AS Monsanto pada 2018. Konglomerat Jerman ini mewarisi permasalahan hukum Monsanto terkait obat pembasmi gulma berbasis glifosat Roundup. 

Sejak itu perusahaan menghadapi gelombang tuntutan hukum di Amerika Serikat atas klaim bahwa obat tersebut menyebabkan kanker. Bayer menyangkal hal ini. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat