visitaaponce.com

IndeksPembangunan Manusia Naik tapi masih Timpang

Indeks Pembangunan Manusia Naik tapi masih Timpang
Siluet seorang ibu bermain bersama anaknya di Rumah Susun Sewa Pulogebang, Jakarta Timur.(Antara/Zabur Karuru.)

INDEKS Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2023 mengalami peningkatan 0,84% dari 73,77 di 2022 menjadi 74,39. Namun peningkatan tersebut masih diikuti dengan ketimpangan IPM yang lebar di sejumlah wilayah.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ketimpangan IPM itu terlihat dari capaian yang diperoleh oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Papua. Ketimpangan indeks dua provinsi tersebut bahkan mencapai 20,54 poin.

"Ketimpangan pembangunan manusia saat ini terlihat bahwa di Provinsi DKI Jakarta dengan provinsi Papua ada ketimpangan pembangunan manusianya sangat lebar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (15/11).

Baca juga: Banyak Faktor Sebabkan UKM tidak Mau Akses Kredit

Data BPS menunjukkan, IPM DKI Jakarta berada di angka 83,55 poin, melampaui capaian nasional dan berada dalam kategori provinsi dengan tingkat IPM sangat tinggi. Sementara IPM Papua tercatat di angka 63,01, berada di dalam kategori sedang dan di bawah capaian IPM nasional.

Kategori IPM sangat tinggi terjadi jika angka IPM berada di atas 80. Selain DKI Jakarta, Provinsi DI Yogyakarta menjadi kota lain yang memiliki IPM dengan kategori sangat tinggi, yakni 80,22.

Baca juga: Impor Bahan Baku Hingga Oktober 2023 Turun 12,65%

Sebanyak 28 provinsi memiliki IPM dengan kategori tinggi dengan kisaran angka IPM lebih dari 70 hingga kurang dari 80. Empat provinsi masuk kategori sedang dengan kisaran angka IPM lebih dari 60 hingga kurang dari 70.

Kendati terbilang masih timpang, kata Pudji, pembangunan IPM Indonesia terus mencatatkan kemajuan. Sejak 2020, status pembangunan manusia Indonesia sudah berada di level tinggi. Selama 2020-2023, IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,72% per tahun.

Peningkatan IPM 2023 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Ada dua indikator mengalami percepatan pertumbuhan, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 0,38% menjadi 13,15 tahun dan pengeluaran riil per kapita sebesar 3,66% menjadi Rp11.899.000.

Umur harapan hidup saat lahir (UHH) pertumbuhannya sedikit melambat, yakni 0,31% menjadi 73,93 tahun. Kemudian rata-rata lama sekolah (RLS) pertumbuhannya juga melambat, yakni 0,92% menjadi 8,77 tahun. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat