Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Pukul Prospek Pertumbuhan Zona Euro
![Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Pukul Prospek Pertumbuhan Zona Euro](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/861f02b9209b95386ed725b05c47f1b2.png)
KOMISI Eropa pada Rabu (15/11) menurunkan perkiraan pertumbuhan zona euro untuk 2023 dan 2024. Tingginya biaya hidup dan suku bunga membebani konsumen dan dunia usaha.
Pemerintah merevisi perkiraan pertumbuhan pada 2023 menjadi 0,6% alias turun 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan pada 2024 ditetapkan sebesar 1,2% atau penurunan peringkat sebesar 0,1 poin.
"Masih tinggi, meski menurun, inflasi dan pengetatan kebijakan moneter berdampak lebih besar dari perkiraan sebelumnya," kata komisi tersebut dalam satu pernyataan. Ia mengacu pada penaikan suku bunga Bank Sentral Eropa yang bertujuan mengendalikan harga konsumen.
Baca juga: Dubai Rencanakan Punya Bandara Baru Lebih Besar pada 2030-an
Permintaan eksternal juga lemah. Prospek perekonomian zona euro berbeda dengan Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan tahunan yang kuat sebesar 4,9% berdasarkan data kuartal ketiga.
Baik Eropa maupun Amerika Serikat sedang bergulat dengan inflasi yang terus-menerus tinggi. Ini dipicu oleh meningkatnya permintaan pascapandemi dan, dalam kasus Eropa, diperburuk tingginya biaya energi akibat perang Rusia di Ukraina.
Baca juga: Pengangguran di Afrika Selatan Menurun Jelang Pemilu
Brussel memperkirakan inflasi zona euro sebesar 5,6% pada tahun ini atau tidak berubah dari perkiraan sebelumnya dan 3,2% tahun depan atau peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9%. Bank Sentral Eropa, seperti Federal Reserve AS, berturut-turut menaikkan suku bunga utama dan tampaknya akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi hingga tahun depan dalam upaya mengendalikan inflasi.
Kebijakan moneter yang ketat bertindak sebagai penghambat aktivitas ekonomi, terutama di 20 negara zona euro. "Kita mendekati akhir tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian UE. Pertumbuhan telah melambat lebih dari yang diharapkan," kata komisaris perekonomian UE, Paolo Gentiloni.
"Tekanan harga yang kuat dan pengetatan moneter yang diperlukan untuk mengatasinya, serta lemahnya permintaan global, telah berdampak buruk pada rumah tangga dan dunia usaha."
Kehilangan momentum
Gentiloni mengatakan zona euro kehilangan momentum setelah penampilan yang kuat pascapandemi pada 2021 dan 2022. "PDB riil hampir tidak tumbuh dalam tiga kuartal pertama tahun ini," katanya dan diperkirakan hanya sedikit pulih pada kuartal-kuartal mendatang.
Perkembangan global yang berpotensi mengguncang pasar energi dunia, khususnya kasus konflik Israel-Hamas yang dapat menyebar di Timur Tengah yang kaya minyak dan gas, menghadirkan, "Risiko negatif," kata Gentiloni. "Meningkatnya ketegangan geopolitik semakin meningkatkan ketidakpastian dan risiko yang mengaburkan prospek perekonomian," katanya.
Perlambatan ekonomi Eropa berdampak pada sektor jasa setelah menurunnya aktivitas industri. Prospeknya suram karena menurunnya permintaan serta kekurangan bahan baku dan peralatan.
"Data terbaru bulan Oktober dari survei kami menunjukkan ada stabilisasi sentimen pada tingkat yang rendah," kata Gentiloni. "Selama dua tahun ke depan, konsumsi swasta akan menjadi pendorong utama pertumbuhan, karena penaikan upah harus melebihi inflasi, sehingga meningkatkan daya beli rumah tangga," katanya.
Perekonomian terbesar zona euro, Jerman, diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,3% tahun ini sebelum mengalami rebound moderat menjadi pertumbuhan 0,8% tahun depan dan 1,2% pada 2025. Prancis, negara dengan perekonomian nomor dua, diperkirakan mencatat pertumbuhan sebesar 1,0% pada tahun ini, 1,2% pada tahun depan, dan 1,4% pada 2025. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Kehilangan momentum
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
BI: Ada Peluang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI Putuskan Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25%
Menakar Outlook Tengah Tahun Perekonomian Global
Tren Permintaan Rumah Tapak Tinggi, Ini Alasannya
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap