Kemenkeu Utang Pemerintah Didominasi Rupiah
![Kemenkeu: Utang Pemerintah Didominasi Rupiah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/0a62b0b04dd8153b801dae3e640e86ac.jpeg)
PROPOSI utang pemerintah didominasi oleh pinjaman berdenominasi rupiah. Hal tersebut dinilai sejalan dengan kebjakan pembiayaan umum utang dengan mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.
Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Ubaidi Socheh Hamidi dalam in talks to community bertajuk Learning Culture for Better Future: Aktif, Smart, dan Bijak Keuangan, Kamis (16/11).
"Dari sisi mata uang komposisi utang pemerintah sebagian besar berdenominasi rupiah dengan proporsi sekitar 70% per akhir September 2023," ujarnya.
Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$395,1 Miliar
Dominasi rupiah dalam pengadaan utang pemerintah juga menunjukkan implementasi kehati-hatian. Sebab, penarikan utang domestik dinilai dapat memitigasi risiko eksternal yang cukup rentan bergejolak. Itu juga diikuti dengan terus mencermati perkembangan suku bunga acuan dan jatuh tempo pembiayaan.
Upaya pengelolaan utang tersebut, kata Ubaidi, dilakukan pemerintah melalui koordinasi dan kerja sama yang erat dan Bank Indonesia. Hal itu terutama dimaksudkan untuk mengatasi volatilitas nilai tukar rupiah dan mencermati dinamika global.
Baca juga : Indonesia Mesti Bayar Utang Kereta Cepat Rp226,9 Miliar per Bulan
Adapun utang pemerintah itu sebagian besar datang dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Porsi SBN dalam total utang pemerintah tercatat mencapai 88,86% per akhir September 2023.
"Pasar surat berharga negara atau SBN yang dalam, yang likuid itu akan mendukung peningkatan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang, memiliki fungsi strategis bagi sistem keuangan, terutama karena sifatnya yang aman atau bebas r\isiko," kata Ubaidi.
SBN, lanjutnya, dapat menjadi pilihan investasi terbaik di tengah tekanan pasar keuangan dan ekonomi. SBN juga merupakan instrumen yang cukup likuid karena seri SBN tradeable, dapat dengan mudah diperjualbelikan di pasar sekunder tanpa memengaruhinya secara berarti.
Selain itu, SBN turut menjadi salah satu instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas moneter.
"Kepemilikan SBN domestik didominasi oleh perbankan diikuti oleh Bank Indonesia, lembaga asuransi dan dana pensiun, serta investor asing meskipun dalam porsi yang relatif sedikit ataupun kecil," pungkas Ubaidi. (Z-5)
Terkini Lainnya
Bank Sampah harus Berbadan Hukum untuk Permudah Akses Pembiayaan
UMKM Perajin Blangkon di Yogyakarta Diberikan Pembiayaan dan Pendampingan
BNI Dorong Pertumbuhan Bisnis Milik Diaspora di Jepang
Bank DKI Beri Pembiayaan untuk Pengadaan Bus Transjakarta
Kepastian Kuota FLPP 2024 Jadi Tantangan Pemerintahan Prabowo-Gibran
MPX Logistik Terima Pembiayaan Usaha Rp75 Miliar dari Bank Mandiri
Kemenkeu Sudah Anggarkan Rp700 Miliar untuk PDN Tapi Masih Diretas, Dikorupsi?
Pengelola KEK Nongsa Digital Park Apresiasi Layanan Responsif Bea Cukai
Menkeu: Perkuat Sinergi Tingkatkan Investasi Hijau
Paling Lambat Akhir Juni 2024, Begini Cara Padankan NIK dengan NPWP
Gubernur BI Lapor Ke Presiden, Nilai Tukar Rupiah Segera Menguat
Ke Mana Larinya Iuran Tapera?
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap