visitaaponce.com

Kementan Latih Pemangku Kebijakan Negara-Negara Afrika Agribisnis Padi

Kementan Latih Pemangku Kebijakan Negara-Negara Afrika Agribisnis Padi
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi bersama delegrasi Afrika yang mengikuti pelatihan agribisnis di Lembang, Jawa Barat.(Ist)

BADAN Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan agribisnis padi bagi pemangku kebijakan, dari negara-negara Afrika di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang digelar selama 8 hari, 19-26 November 2023.

Peserta yang dilatih pada kegiatan ini sebanyak 15 orang, berasal dari negara-negara Afrika, yakni Guinea, Zambia, Senegal, Gambia, Tanzania, Somalia, dan Burundi.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama. Sebab, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.

"Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi itu kita mampu bertahan, kita bisa lewati, krisis kesehatan, covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya," sebut Mentan. 

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Dedi Nursymasi, yang membuka secara resmi pelatihan pada Senin (20/11), menegaskan kembali bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa.

"Karena itu, pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, terutama kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini," terang Dedi dalam keterangannya, Selasa (21/11).

Dedi menjelaskan, pelatihan agribisnis padi bagi pemangku kebijakan Afrika merupakan komitmen pemerintah untuk membina kerja sama internasional di bidang pertanian. Di samping itu, untuk memastikan ketahanan pangan di seluruh dunia.


Baca juga: 100 UMKM Penyandang Disabilitas Ikuti Program Pelatihan


"Pelatihan ini melambangkan komitmen terhadap pertukaran pengetahuan, memberdayakan negara-negara dengan alat dan wawasan yang diperlukan untuk mencapai praktik pertanian berkelanjutan dan mendorong pembangunan ekonomi," katanya.

Dia berharap pelatihan ini memberikan kontribusi dalam membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan terkait perubahan iklim, serta mendorong masa depan budidaya padi yang berkelanjutan baik di Indonesia maupun di Afrika.

"Mari kita tegaskan kembali niat baik Indonesia terhadap Afrika dan masyarakat global. Melalui upaya kolaboratif dan berbagi pengetahuan, kami bercita-cita dapat berkontribusi terhadap masa depan dan ketahanan pangan bagi semua," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementan, Ade Candra, menyampaikan apresiasi kepada kementerian lembaga mitra di antaranya kementerian luar negeri dan kementerian keuangan atas dukungan dalam penyelenggaraan pelatihan ini.

Dia mengatakan, ancaman krisis pangan merupakan isu global yang perlu menjadi perhatian bersama. Karena itu, kerja sama bilateral khusus di bidang pertanian melalui pelatihan menjadi salah satu solusi.

"Harapannya melalui pelatihan ini membawa dampak positif dalam upaya antisipasi krisis pangan global sekaligus mempererat kerja sama antara Indonesia dan negara negara di Afrika," ujar dia.

Pembukaan kegiatan ini turut dihadiri Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI) Kemenlu Maria Renata Hutagalung, Kepala Divisi Pengelolaan Investasi Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kemenkeu Masjhuri Sjuaib, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Ajat Jatnika, dan Direktur Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) Muharfiza. (RO/I-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat