visitaaponce.com

IMF Serukan Italia, Prancis, Spanyol Atasi Utang dan Defisit

IMF Serukan Italia, Prancis, Spanyol Atasi Utang dan Defisit
Wisatawan bersiap berpose untuk selfie di depan Katedral Duomo di Milan pada 6 Juli 2023.(AFP/Gabriel Bouys.)

ITALIA, Prancis, dan Spanyol harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi peningkatan utang dan tingkat defisit. Ini dikatakan Ketua IMF Kristalina Georgieva kepada media Eropa. Menurutnya, pertumbuhan Eropa sangat moderat dalam iklim pascacovid-19.

"Ketiga negara ini mengalami peningkatan rasio utang terhadap PDB secara signifikan," katanya dalam wawancara dengan beberapa surat kabar, menurut transkrip yang diterbitkan Kamis oleh Corriere della Sera dari Italia.

"Respons fiskal mereka terhadap covid-19 memang sangat kuat. Namun hal ini menyebabkan peningkatan utang dan tingkat defisit. Jadi sekarang mereka benar-benar harus mengencangkan sabuk pengaman dan melakukan penyesuaian fiskal."

Baca juga: Laut Gaza Punya Cadangan Gas 1 Triliun Kaki Kubik

Bagi Italia, "Masalah ini diperparah dengan melambatnya pertumbuhan sebagai akibat dari penarikan langkah-langkah dukungan kebijakan," katanya.

"Anggaran untuk Italia harus diperkuat. Penyesuaian fiskal yang dilakukan Italia tidak akan bekerja cukup cepat untuk menurunkan defisit dan tingkat utang," katanya.

Baca juga: Sri Lanka Pangkas Suku Bunga Jelang Kesepakatan Utang Luar Negeri

Prancis berada, "Dalam posisi yang lebih baik karena pertumbuhan di sana lebih mengakomodasi penyesuaian fiskal," kata direktur pelaksana IMF itu. Ia tetap mengatakan, "2024 harus menjadi halaman balik bagi Prancis dalam hal pengetatan."

Spanyol, yang, "Mendapat manfaat dari peningkatan besar sektor jasa dan pariwisata," memperkirakan penyesuaian sebesar 0,3%. Menurutnya, angka itu dapat diterima oleh IMF selama tidak memperbarui langkah-langkah dukungan kebijakan yang diperkirakan berakhir pada akhir tahun ini.

Baca juga: Inflasi Jepang Naik 2,9% karena Subsidi Energi Dikurangi

Secara keseluruhan, ia menyampaikan kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi di Eropa. "Tidak seperti AS, yang telah pulih ke tren sebelum pandemi, Zona Euro masih 2% di bawah tren sebelum pandemi dan pertumbuhannya sangat kecil," katanya. Ia menyebut perang di Ukraina dan tantangan demografis sebagai faktor utama. 

Ditanya tentang perang antara Israel dan Hamas, Georgieva mengatakan sejauh ini dampak ekonomi global masih minim. Namun hal itu bisa berubah jika konflik berkepanjangan atau semakin intensif.

"Secara ekonomi, dampak paling signifikan terjadi di episentrum konflik. Di Gaza, kerusakannya sangat besar," ujarnya. "Pertumbuhan di Israel pasti akan terkena dampaknya." (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat