visitaaponce.com

Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level Tertinggi

Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level Tertinggi
Pergerakan harga emas selama 10 tahun terakhir.(Goldprice.org)

HARGA emas mengalami penurunan lebih dari 2% pada hari Senin (4/12), setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Penurunan emas menunjukkan bahwa batangan tanpa imbal hasil ini berhenti di atas US$2.000 per ons setelah para trader memangkas ekspektasi untuk penurunan suku bunga pertama oleh Federal Reserve AS pada awal 2024 nanti.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyebutkan, harga emas mencapai rekor tertinggi baru di awal sesi Asia kemarin, didorong oleh meningkatnya kepercayaan terhadap pemotongan suku bunga setelah komentar Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell pada hari Jumat lalu.

Baca juga : Harga Emas Dunia Sentuh Titik Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga emas berjangka turun 4,14% menjadi US$2.047,55 per ons pada penutupan Senin, setelah mencapai level tertinggi sebelumnya di US$2.137,25 per ons menurut data Investing.com.

"Sementara itu, harga emas spot juga mengalami penurunan tajam sebesar 4,16% menjadi US$2.029,47 per ons setelah menyentuh level tertinggi sebelumnya di US$2.120,20 per ons," kata Fischer, Selasa (5/12).

Baca juga : Harga Emas Meroket ke Level Tertinggi dalam Enam Bulan

Para analis menyatakan The Federal Reserve tampaknya berada di jalur untuk mengakhiri tahun 2023, dengan kenaikan suku bunga, menggambarkan sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Namun, tantangan yang muncul adalah kapan dan bagaimana memberi sinyal pemangkasan suku bunga.

Peningkatan indeks dolar sebesar 0,5% menjadi faktor penting yang menekan harga emas, membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Begitu pula, yield obligasi Treasury AS dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan.

Para trader kini melihat peluang penurunan suku bunga pada bulan Maret sebesar 57%, turun dari 63% pada hari Jumat sebelumnya. Suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat mengurangi biaya peluang untuk memiliki emas.

Data minggu lalu menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi dan pasar tenaga kerja yang berangsur-angsur mereda, memperkuat spekulasi mengenai pemotongan suku bunga lebih awal.

"Dalam konteks ini, pasar emas terus memantau perkembangan dan sinyal dari The Federal Reserve untuk mengantisipasi arah selanjutnya dari harga emas," kata Fischer.

Dalam analisanya Fischer memperkirakan bahwa harga emas (XAUUSD) cenderung mengalami penurunan dalam jangka pendek, menciptakan anomali di pasar yang sebelumnya bergerak cukup tinggi. Namun, ia juga menegaskan bahwa setelah fase penurunan ini, emas kemungkinan akan melanjutkan tren kenaikan.

Menurut Fischer, kenaikan signifikan harga emas sebelumnya disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang tampaknya mulai memudar.

Selain itu, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan cukup tinggi, menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Penurunan ini memberikan dorongan pada harga emas, namun, dengan kondisi saat ini, Fischer memperkirakan penurunan XAUUSD dalam jangka pendek.

Fischer juga menyoroti dua berita utama yang dapat mempengaruhi pergerakan XAUUSD hari ini. Yakni, berita mengenai "ISM Service PMI" dan "JOLTS Job Opening" diprediksi akan membuat Dolar AS melemah.

Menurut Fischer, kedua berita ini dapat mencerminkan kondisi ekonomi dan pemerintahan AS yang sedang tidak stabil, berpotensi memberikan dampak negatif pada nilai tukar dolar.

Fischer menekankan bahwa pasar emas saat ini sangat responsif terhadap berita ekonomi dan geopolitik.

"Meski ada penurunan jangka pendek, harga emas kemungkinan akan pulih setelah itu, terutama jika kondisi ekonomi dan politik AS terus menunjukkan ketidakpastian," kata Fischer. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat