visitaaponce.com

Harga Emas Turun Tajam Imbas Kuatnya Data Tenaga Kerja AS

Harga Emas Turun Tajam Imbas Kuatnya Data Tenaga Kerja AS
Ilustrasi(Pexels)

HARGA emas mengalami penurunan tajam di sesi perdagangan Asia hari ini setelah data pasar tenaga kerja yang kuat membuat para investor mempertimbangkan kembali ekspektasi terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Harga emas spot turun di bawah level kunci US$2.000 per ons, mencatat reversal tajam dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu.

Menurut analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, penurunan tersebut sebagian besar dipicu oleh Dolar yang tangguh dan indikasi kekuatan ekonomi AS.

Baca juga : Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level Tertinggi

Harga emas spot turun sebesar 0,4% menjadi US$1.996,24 per ons, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo Februari turun 0,1% menjadi US$2.012,75 per ons pada pukul 11.19 WIB.

"Rekor tertinggi minggu lalu kini menjadi kenangan, dengan kedua instrumen perdagangan ini diperdagangkan sekitar $150 di bawah level tersebut," kata Fischer, melalui keterangan yang diterima, Selasa (12/12).

Baca juga : IHSG Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Sentimen risiko yang membaik setelah data tenaga kerja AS yang kuat menjadi salah satu faktor penekan terbesar terhadap harga emas.

Para investor juga tetap waspada menjelang rapat Federal Reserve pekan ini. Meski bank sentral AS diperkirakan akan menahan suku bunga tetap rendah, prospek untuk pemangkasan suku bunga pada tahun 2024 tetap menjadi fokus utama.

Data terbaru menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS berjalan kuat, dan ekspektasi pemotongan suku bunga pada Maret 2024 telah mengalami penurunan tajam.

Pasar merespons dengan meningkatnya minat risiko, mengindikasikan bahwa ekonomi AS mungkin mengalami "soft landing".

"Hal ini menyebabkan penurunan harga emas, sementara pasar saham menguat," kata Fischer.

Selain Federal Reserve, keputusan suku bunga dari Bank of England, European Central Bank, dan Swiss National Bank juga menjadi sorotan minggu ini.

Ketiga bank tersebut diperkirakan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yang dapat menekan harga emas dengan meningkatkan biaya peluang berinvestasi di logam mulia yang tidak menawarkan imbal hasil.

Dalam analisanya, Fischer menyebutkan, prediksinya secara garis besar, emas (XAUUSD) cenderung melanjutkan penurunan, dan penurunan ini nampaknya masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Menurutnya, belum ada faktor yang mendukung kenaikan untuk saat ini.

Ia melihat, emas akan cenderung melanjutkan penurunan hari ini. Meskipun ada harapan pelemahan USD berdasarkan berita "US Inflation," Fischer menekankan kemungkinan penguatan tersebut hanya bersifat sementara dan emas mungkin kembali mengalami penurunan setelahnya.

Para investor juga akan memantau data inflasi AS untuk bulan November yang dijadwalkan akan dirilis nanti Selasa (12/12) pukul 20.30 WIB.

"Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi dan mungkin memengaruhi arah harga emas dalam sesi perdagangan mendatang," kata Fischer. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat