visitaaponce.com

Petani Binaan UPLAND Project Ekspor Bawang Goreng ke Belanda

Petani Binaan UPLAND Project Ekspor Bawang Goreng ke Belanda
Ilustrasi bawang goreng.(ANTARA/MOHAMAD HAMZAH)

Program Development of Integrated Farming System in Upland Area (UPLAND Project) Kementerian Pertanian terus menggencarkan ekspor komoditas pangan yang telah diolah. Ekspor komoditas pangan yang telah diproduksi dapat memberikan nilai ekonomi lebih terhadap hasil pertanian. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, saat ini dunia sedang menghadapi krisis pangan akibat dampak perubahan iklim. Beragam komoditas yang rentan terhadap inflasi, harus diberi perhatian khusus. Pengolahan pasca panen seperti bawang goreng ini memberikan nilai lebih terhadap hasil pangan.

“Dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Penting bagi kita untuk terus berkomitmen menjaga pasokan komoditas strategis agar tidak terjadi pergolakan harga dan stok di pasaran,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui keterangannya, Rabu (13/12).

Baca juga: Stabilitas Harga Diperlukan untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Pengelola Program Upland Kementan Farakka Sari mengatakan, sebanyak enam ribu bungkus produk bawang goreng milik para petani binaan UPLAND Project di Kabupaten Sumenep dilepas untuk dikirim ke negeri kincir angin Belanda. Ekspor perdana bawang goreng diharapkan menjadi pintu awal untuk peningkatan kesejahteraan kepada petani. 

Bawang goreng produk kelompok tani yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Pertama Indah Rubaru (PIR) itu telah dikontrak mencapai USD400 ribu oleh PT Ben Helen Trading Belanda dengan jangka waktu lima terhitung tahun 2023-2028. 

Ia berharap Program UPLAND Project Kementerian pertanian bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pertanian di dataran tinggi agar lebih komprehensif, mulai dari pengembangan hortikultura, dan tanaman pangan.

"Melalui Upland Project dapat memberikan dampak positif seperti mampu swasembada bawang," katanya. 

Dalam upaya mendorong hal itu, Kementerian Pertanian memberikan bantuan infrastruktur lahan, irigasi bahkan jalan usaha tani, embung pompa. Semua itu dalam rangka mendorong peningkatan produksi.

"Kegiatan Upland bertujuan pula untuk keberlanjutan usaha agribisnis bawang harus didukung dengan adanya kelembagaan yang baik," terangnya. 

Tahun 2021 Kabupaten Sumenep terus berusaha meningkatkan produktivitas bawang merah. Luas area tanam sejak adanya kegiatan UPLAND meningkat signifikan dimana awalnya (2020) hanya 701 hektar dengan produktivitas mencapai 7,02 ton per hektar menjadi 1.198 hektar pada tahun 2022 dengan produktivitas per hektar juga meningkat menjadi 7,36 ton per hektar.

Saat ini tidak hanya pasar internasional yang telah menjalin kerja sama dengan Korporasi Petani Rubaru. Beberapa perusahaan nasional juga telah menjalin kerja sama, salah satunya dengan PT Eden Pangan Indonesia

Dalam launching pengiriman ekspor ke Belanda, Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyampaikan terima kasih kepada UPLAND Project Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian RI (Kementan) yang telah aktif mendorong pertanian lebih baik dengan meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani. 

Ia menilai UPLAND Project telah berhasil menerapkan sistem pertanian terpadu yang menyeleraskan antara sektor hulu (on farm) dan pasca panen (off farm) yang terintegrasi. Selain produksi UPLAND juga telah memastikan petani bisa mendapatkan hasil penjualan yang terbaik, sehingga akan meningkat pendapatannya.

Baca juga: Satgas Ekspor untuk Mitigasi Pelemahan Perdagangan

Melalui UPLAND Project, Kementerian Pertanian telah memberikan ruang harapan baik kepada petani. Bawang merah merupakan salah satu dari berbagai hasil bumi yang diharapkan dapat menjadi salah satu proyek percontohan produk pertanian hingga dapat ekspor. 

"Ini menjadi proyek percontohan. Keunggulan bawang merah Rubaru toleran Fusarium sp dan spodoptera exigua, mampu beradaptasi diketinggian 10 - 500m," katanya.

Ekspor perdana bawang goreng merupakan pintu awal untuk memberikan peningkatan kesejahteraan kepada petani. Fauzi berharap para petani dapat menjaga semangat agar produksi dan kualitas bawang merah dapat tetap terjaga sehingga memenuhi kebutuhan ekspor yang dibutuhkan. 

"Ruang ini merupakan pintu awal kita dalam memberikan kesejahteraan masyarakat petani, sehingga kita harus konsen terhadap kualitas produk dan kemasan yang di jadikan produc knowledge," kata Fauzi.

Dengan beredarnya bawang goreng di pasar di Belanda diharapkan dapat membuka pintu untuk kerja sama dengan negara lain seperti Belgia, Inggris, dan yang lainnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat