visitaaponce.com

Pemerintah Perlu Rancang Strategi Pengembangan Ekspor Ikan Hias

Pemerintah Perlu Rancang Strategi Pengembangan Ekspor Ikan Hias
Andiga Tarihoran saat memaparkan penelitian disertasi tentang strategi pengembangan ekspor ikan hias Indonesia berkelanjutan.(Ist)

PEMERINTAH perlu merancang strategi pengembangan ekspor ikan hias Indonesia secara berkelanjutan, baik untuk keberlangsungan ekonomi, sosial maupun lingkungan, di tengah persaingan pasar ekspor global.

"Berdasarkan penelitian saya, pada tingkat daya saing makro (tingkat nasional), perlu delapan strategi pengembangan ekspor ikan hias secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kelestarian ekonomi, sosial, dan lingkungan," ujar pemerhati ekonomi Andiga Tarihoran melalui keterangan tertulis, Minggu (17/12).

Baca juga: Indonesia Menjadi Eksportir Ikan Hias Terbesar Kedua di Dunia

Ia memaparkan kedelapan strategi tersebut adalah meningkatkan produksi dan kualitas ikan hias dengan inovasi teknologi budidaya berkelanjutan.

Kedua, meningkatkan promosi dan pemasaran. Ketiga, melakukan diversifikasi produksi pelatihan budidaya ikan hias berkelanjutan. Keempat, memperkuat kelembagaan industri ikan. Kelima, kolaborasi antara lembaga penelitian, pelaku dan pemerintah untuk pengembangan budidaya ikan hias endemik.

"Keenam, meningkatkan pengawasan. Ketujuh, penegakan regulasi terhadap aktivitas eksploitasi ikan hias tangkap, serta terakhir menggalakkan kampanye penerapan budidaya ikan hias berkelanjutan," jelas Andiga.

Selain tingkat daya saing makro, ia juga memaparkan dua model pengembangan ekspor lainnya berdasarkan tingkat daya saing yakni mikro (tingkat organisasi) dan mezzo (tingkat klaster).

Baca juga: Usep Suryana: Memanfaatkan Peluang Bisnis Ikan Hias

Pada tingkat mikro, ia memperkenalkan konsep market-based dynamic capabilities (MBDC) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mempengaruhi kinerja dan ekspor mereka.

"UKM dengan kemampuan dinamis berdasarkan pasar menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan UKM yang tidak memiliki kemampuan dinamis berdasarkan pasar," terang dia.

Beralih ke tingkat daya saing mezzo, ia mengusulkan model kelembagaan desa ekspor budidaya ikan hias. "Model ini menekankan pada pembentukan koperasi multipihak atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mampu melakukan ekspor secara mandiri sebagai pusat kelembagaan," pungkas Andiga.

Andiga Tarihoran merupakan lulusan terbaik program Doktor Manajemen Bisnis dengan IPK 4.0 dengan predikat cum laude pada wisuda di Sekolah Bisnis IPB, baru-baru ini.

Selain penelitian disertasi mengenai strategi pengembangan ekspor ikan hias, Andiga tercatat menyumbangkan tiga karya ilmiah internasional berkualitas tinggi. Salah satu makalahnya mendapatkan Best Paper Award pada seminar internasional Business Innovation and Engineering Conference (BIEC) 2022.

Baca juga: Jadi Sentra Ikan Hias, Desa Wajak Lor, Tulungagung Ekspor Koki Senilai Rp1,8 Miliar

Adapun dua makalah lainnya dimuat di jurnal terindeks Scopus Q1 dengan judul Competitiveness of and Barriers to Indonesia’s Exports of Ornamental Fish dan Market-Based Dynamic Capabilities for MSMEs: Evidence from Indonesia's Ornamental Fish Industry.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan nilai ekspor ikan hias di Indonesia mengalami tren positif pada semester I 2023, mencapai US$20,5 juta atau meningkat 16,2% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Hal ini justru berbanding terbalik dengan negara-negara kompetitor Indonesia seperti Jepang, Singapura, dan Belanda yang mengalami penurunan ekspor masing-masing sebesar 8,3%, 9,8%, dan 37,2%.

Saat ini, lanjut Trenggono, Indonesia mampu menempati posisi kedua eksportir ikan hias terbesar di dunia. "Nilai ekspor ikan hias telah mendudukkan Indonesia menjadi eksportir ikan hias terbesar ke-2 di dunia menggeser posisi Singapura dan Belanda," pungkasnya, seperti dikutip dari Antara. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat