Jangan Hanya Impor, Legislator Dorong Bulog Tingkatkan Diversifikasi Serapan Varietas Beras Lokal
![Jangan Hanya Impor, Legislator Dorong Bulog Tingkatkan Diversifikasi Serapan Varietas Beras Lokal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/a7d5d8ad3939789a6ff5e1a6b10cecf8.jpg)
ANGGOTA Komisi IV DPR RI Ono Surono mendorong Perum Bulog untuk menyerap lebih banyak beras yang berasal dari padi varietas unggul lokal. Hal ini disampaikannya pasca kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Gudang Bulog Divisi Regional Balikpapan, Selasa (12/12) silam.
Ono dan tim kunjungan kerja reses Komisi IV melakukan peninjauan terhadap stok pangan di Kalimantan Timur menjelang perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Ono menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tak sebatas memastikan ketersedian pangan namun juga berupaya mengurai permasalahan yang ada di hulu. Lantaran melihat beras impor yang menggunung, ia lantas mengaitkannya dengan banyaknya beras hasil varietas unggul lokal yang belum terserap oleh Bulog.
“Kita harus berpikir komprehensif apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Misalnya, terkait dengan beras ada banyak permasalahan dasar yang masih dialami dari mulai pupuk, lahan dan juga berkaitan dengan jenis padi. Bulog belum sepenuhnya bisa menyerap jenis dan varietas padi tersebut yang sebenarnya varietas padi tersebut merupakan varietas unggul lokal,” ungkap Ono di Balikpapan pada Rabu (13/12).
Baca juga: DPR Minta Temuan PPATK terkait Transaksi Mencurigakan Harus Dibuktikan
Bulog harus kembali mempertimbangkan penerimaan beras hasil varietas padi lokal sesuai dengan daerahnya. Hal ini untuk menyelesaikan persoalan beras impor yang menggunung, padahal banyak beras hasil varietas unggul lokal yang belum terserap oleh Bulog.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-P ini mencontohkan adanya varietas padi lokal bernama 'Kebo' yang pemuliaannya dilakukan oleh petani di kawasan Indramayu, Jawa Barat. Meski tahan hama namun jenis padi ini memiliki bulir yang dianggap kurang menarik. Untuk itu, petani lokal melakukan modifikasi antara Padi Kebo dengan Padi Ciherang yang kemudian menghasilkan bibit Padi Borang.
“Contohnya di Indramayu, ada jenis padi yang namanya Kebo dan juga modifikasi antara Kebo dan Ciherang yang namanya Borang yang kemarin-kemarin belum bisa diserap oleh Bulog padahal produksinya cukup tinggi. Para petani pun selalu teriak bagaimana saat mereka panen lalu tidak bisa diserap secara maksimal sehingga pada hasilnya mereka menemukan pasarnya masing-masing,” jelas legislator asal Dapil Jawa Barat VIII.
Baca juga: DPR Raih Penghargaan Tiga Kali Berturut-turut dari KIP, Sebagai Badan Publik Kategori Informatif
Ono pun menjelaskan bahwa di Indramayu sendiri, pada musim tanam pertama diperkirakan ada 70% petani yang menanam padi jenis Kebo dan Borang. Kabupaten Indramayu sendiri ditargetkan memproduksi 1,8 juta ton gabah dan menjadi salah satu kabupaten/kota dengan produksi gabah terbesar di Indonesia.
Karena hasil panen belum terserap oleh Bulog, maka para petani padi Kebo dan Borang kemudian secara mandiri menemukan pasar mereka di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya. Untuk itu, Ono kembali mengingatkan agar Bulog kembali mempertimbangkan penerimaan beras hasil varietas padi lokal sesuai dengan daerahnya.
“Bulog itu mempunyai fungsi bagaimana (menjaga) stok pangan, cadangan pangan nasional sekaligus juga melakukan stabilisasi harga. Kemarin kita sampaikan seyogyanya Bulog bisa melakukan perubahan aturannya. bukan hanya HPP gabah yang harus disesuaikan dengan pasar, tetapi dari sisi jenis varietas gabah dan padi pun harus melihat suatu kondisi di tataran lokal. Apalagi mereka adalah para petani yang wajib didukung oleh pemerintah,” tegasnya.
Dari pertemuan tersebut Ono kemudian membawa kabar baik. Dikatakannya bahwa pada musim panen mendatang Perum Bulog akan mulai menyerap jenis Kebo maupun Borang. “Alhamdulillah kemarin Pak Bagja, Direktur Keuangan Bulog, menyampaikan untuk musim panen depan bulog sudah akan menyerap jenis Padi Kebo maupun Borang khususnya di Kabupaten Indramayu,” tutup Ono. (S-3)
Terkini Lainnya
Tuding Cuaca, Presiden Jokowi Dinilai tidak Memberi Solusi atas Kenaikan Harga Beras
Data Harga Bulog dan Bapanas Berbeda, Hermanto: Perlu Tata Niaga Pangan yang Baik
Sukses Kembang Biakkan Komodo, Kebun Binatang Surabaya Jadi Kebanggaan Warga Jatim
Marak Hobi Pelihara Satwa Liar, Komisi IV Nilai Perlu Adanya Kebijakan Hukum Tegas
Kunjungan ke Kaltim, Komisi IV Bahas Kesiapan Pangan Bagi IKN
Kepala Bapanas dan Kabulog Bulog Dilaporkan ke KPK Imbas Demurrage Beras
Rencana Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja Diapresiasi
KPK Siap Turun Tangan Dalami Denda Beras Bulog Rp350 M
KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap