visitaaponce.com

Ekonomi Indonesia untuk Menjadi Negara Maju Harus Tumbuh 6

Ekonomi Indonesia untuk Menjadi Negara Maju Harus Tumbuh 6%
Warga memandangi gedung bertingkat di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, Selasa (14/11/2023).(Antara/Sulthony Hasanuddin.)

INDONESIA masih bisa menahan tingkat suku bunga acuan bank sentralnya sehingga tidak setinggi negara-negara lain. Mereka, seperti negara Amerika, memiliki kebijakan moneter yang menjadi panglima.

Amerika juga dari sisi sektor riilnya memang tidak bisa tumbuh tinggi. Kalaupun nanti ekonomi AS sudah membaik, mereka hanya bisa tumbuh 2%-3%.

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan faktor demografi menjadi kunci penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia beruntung sebagai negara berkembang. Demografinya masih sangat bagus, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia seharusnya bisa mencapai 6%-7%.

Baca juga: Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023

"Untuk mencapai Indonesia menjadi negara maju, harus tumbuh minimal 6%-7%. Kalau Indonesia hanya tumbuh 5%, tidak akan bisa naik kelas," kata Aviliani dalam diskusi publik Indef membahas Evaluasi Ekonomi Nasional dari Perspektif Ekonom Perempuan, Kamis (28/12).

Di sisi global, tingkat inflasi masih cukup tinggi walaupun di Amerika sudah mulai sedikit menurun. Diperkirakan baru semester II 2024, inflasi relatif baru menurun secara bertahap.

"Artinya pada 2024 tidak lebih baik daripada 2023, masih akan mirip kondisi ekonominya. Kemungkinan pada 2025 seharusnya sudah jauh lebih baik," kata Aviliani.

Baca juga: Potensi Penyaluran FLPP 2024 oleh BP Tapera Hingga 220 Ribu Unit

Inflasi berbagai negara juga masih sangat tinggi. Beruntung Indonesia bisa menjaga inflasi, karena pada saat itu ada subsidi BBM. Sekarang menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk tetap bisa menjaga inflasi di 2024.

Dari sisi pangan, beberapa negara sudah melarang ekspor. Sedangkan Indonesia juga belum siap dengan kemandirian pangan.

"Kalau 2024, Indonesia tidak bisa menjaga inflasi, akan susah mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Kalau kita mampu menjaga inflasi, ini bisa menggerakkan lagi pertumbuhan ekonomi dari sisi pertumbuhan kredit," kata Aviliani.

Di Tiongkok, ekonomi bertumbuh tetapi belum signifikan. Padahal mereka pasar utama dari berbagai negara dalam melakukan kegiatan ekspor impor.

Pada kondisi global pertumbuhan ekonomi Amerika menunjukkan perbaikan di triwulan III 2023 menjadi 3%. Ini langkah bagus karena Amerika merupakan episentrum dunia bahwa semua negara masih tergantung dolar AS. Apabila indeks dolar AS goyang, semua negara mengalami hal yang sama.

Apabila ekonomi Amerika sudah semakin baik, akan memengaruhi dunia. Kalau suku bunga di Amerika meningkat, arus modal di negara berkembang menjadi keluar.

Capital outflow membuat kesulitan negara-negara karena seperti Bank Indonesia terpaksa harus mengeluarkan instrumen, seperti Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Kedua instrumen tersebut untuk meredam arus keluar modal asing dan menjaga nilai tukar rupiah.

Dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), Bank Indonesia tidak hanya bertugas menjaga nilai tukar tetapi juga menjaga pertumbuhan ekonomi. "Jadi instrumen dibuat dalam rangka menjaga nilai tukar, bukan dalam rangka menyerap likuiditas," kata Aviliani. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat