visitaaponce.com

InilahPrediksi Pasar Finansial Tahun2024 dari Analis Pasar Finansial Octa

Inilah Prediksi Pasar Finansial Tahun 2024 dari Analis Pasar Finansial Octa
Analis pasar finansial Octa memprediksi pasar finansial pada tahun 2024.(Ist)

TAHUN 2024 disebut sebagai tahun politik. Pasalnya bangsa Indonesia akan melaksanakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan calon wakil presiden tepat pada 14 Februari 2024.

Selain itu, situasi dunia diwarnai dengan meningkatkan ketegangan geopolitik di AS dan sejumlah kawasan di seluruh dunia.

Dengan kondisi tersebut, kemungkinan Fed untuk mengarahkan perekonomian AS pada pendaratan lunak (soft landing) dengan suku bunga masih belum ditentukan.

Baca juga: Memasuki 2024, Investor Berharap Pasar Kripto Tunjukkan Optimisme

Tambah lagi, ancaman resesi global pun masih membayangi. Terkait hal tersebut, Octa telah menganalisis beberapa faktor penting dan membahas dua opsi pergerakan pasar finansial global di tahun 2024.

Tahun 2023, sebagai broker internasional, Octa melihat bank sentral global berjuang melawan inflasi.

Menyusul kenaikan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia, inflasi global turun dari sekitar 10% pada musim panas 2022 ke levelnya saat ini yang kurang dari 5%.

Sebagai konsekuensi dari kenaikan suku bunga, persyaratan pengembalian aset yang lebih tinggi juga menjadi hambatan bagi perekonomian global.

Tahun 2024, Octa menilai memasuki tahun pemilu yang tak pelak akan meningkatkan ketegangan geopolitik di AS dan seluruh dunia.

Selain itu, kemungkinan Fed untuk mengarahkan perekonomian AS pada pendaratan lunak (soft landing) dengan suku bunga masih belum ditentukan. Tambahan lagi, ancaman resesi global pun masih membayangi.

Baca juga: Begini Dampak pada Mata Uang Kripto Jika ETF Bitcoin Spot Disetujui SEC AS

Oleh karena itu, Octa telah mengamati dua skenario kemungkinan perilaku pasar. Skenario dasar akan menandai dimulainya kembali pertumbuhan global, jadi Octa menganggap skenario ini positif.

Skenario non-dasar menyiratkan realisasi sebagian besar risiko ekonomi dan geopolitik sehingga bisa disebut negatif.

Skenario dasar—pendaratan lunak

Skenario positif mengasumsikan perbaikan berkelanjutan dalam indikator ekonomi makro. Inflasi akan turun drastis sehingga bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga.

Dalam hal ini, Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga hingga pertemuan bulan Juni mendatang dan kemudian melaksanakan penurunan sistemis.

Dengan demikian, pada paruh pertama tahun 2024, permintaan ekuitas pendapatan tetap (obligasi pemerintah dan lainnya) dan ekuitas akan berkurang di tengah ketidakpastian, memprioritaskan aset defensif seperti emas dan bitcoin.

Baca juga: Inilah Kesuksesan Octa dalam Atasi Masalah Seputar Trading Tahun 2023

Siklus bisnis melampaui siklus ekonomi, jadi penyeimbangan kembali aset global akan dimulai pada awal bulan Maret.

Pemicu yang paling mungkin bagi investor adalah pertemuan Fed pada tanggal 19 dan 20 Maret bersama ringkasan proyeksi ekonomi dan informasi dari korporasi selama musim laporan keuangan.

Menurut Octa, walaupun ekonomi AS merupakan dorongan utama untuk pasar finansial global, peristiwa-peristiwa lain di seluruh dunia juga harus dipertimbangkan.

Ketika indikator ekonomi makro menjadi lebih baik, kita mungkin akan melihat pemulihan level menengah dalam aktivitas manufaktur di Eropa dan peningkatan di pasar tenaga kerja Inggris Raya.

Bank Sentral Jepang mungkin akan mengumumkan niatnya untuk menaikkan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024. Penurunan ketegangan geopolitik di zona konflik militer akan menyertai semua perkembangan ini.

"Taktik tindakan trader menyiratkan upaya untuk mengikuti kenaikan tren global pada emas dan bitcoin sejak awal tahun hingga pertengahan bulan Maret, periode menjelang pertemuan dua hari Federal Reserve AS," kata Kar Yong Ang, analis pasar finansial Octa dalam keterangan, Rabu (17/1/2024).

"Mulai akhir bulan Maret hingga awal April 2024, baiknya trader menjual dolar AS di semua major pairs," tambah Kar Yong Ang.

Skenario non-dasar—resesi bukan pengecualian

Pasar tenaga kerja sangat penting untuk menentukan apakah kondisi ekonomi bergerak dari pendaratan lunak ke pendaratan keras.

Dalam kasus ini, bahkan dengan stabilnya inflasi, kita akan melihat bagaimana ekonomi gagal mempertahankan kenaikan suku bunga yang berlebihan.

Ini akan terus berdampak negatif pada imbal hasil semua obligasi yang diterbitkan, dan berpengaruh ke semua bagian pasar finansial. Korporasi cenderung akan mengurangi biaya tenaga kerja dan memicu penurunan lebih lanjut dalam pengeluaran konsumen.

"Pada pertengahan tahun 2024, kita akan melihat guliran suku bunga yang tinggi memicu peningkatan signifikan pada tingkat pengangguran, kredit konsumen, dan tunggakan hipotek," jelas Kar Yong Ang.

Mulai paruh kedua tahun 2024, ini akan beralih dari konsumen kembali ke sektor korporasi dan kemudian ke indikator ekonomi makro. Pada akhir tahun, pendapatan korporat cenderung menurun dengan signifikan dan pengangguran meningkat.

Baca juga: Octa Raih Penghargaan 'Keamanan Dana Klien Terbaik Indonesia 2023'

"Pada bulan September 2024, situasi ini kemungkinan akan menjadi sangat jelas sehingga bank sentral akan kembali menerapkan pelonggaran kuantitatif untuk mendukung korporasi dan pasar tenaga kerja," jelasnya.

Sementara itu, dalam situasi yang sama, kecil kemungkinan Bank of Japan meninggalkan kebijakan suku bunga negatifnya, dan itu memberi kita gambaran tentang dinamika USDJPY pada tahun 2024. Bersama dengan destabilisasi ekonomi global, ketegangan geopolitik tetap ada.

"Dengan tingginya suku bunga, investor akan terus menggunakan aset defensif sampai bulan September 2024. Taktik trader harus didasarkan pada hal ini—bertaruh pada pertumbuhan stabil emas, minyak, gas, bitcoin," ujar Kar Yong Ang.

"Setelah peristiwa bulan September, ketidakpastian akan meningkat secara signifikan karena efek pelonggaran kuantitatif yang masih hipotetis itu tidak akan langsung terlihat. Selain itu, akhir pemilu AS menjadikan gambaran ke depannya makin tidak dapat diprediksi," tambahnya. (S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat