Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Bisa Jadi Solusi agar Tepat Sasaran
PEMBELIAN elpiji 3 kilogram (kg) dengan menggunaan kartu tanda penduduk (KTP) dan/atau Kartu Keluarga (KK) merupakan salah satu solusi agar subsidi tepat sasaran.
Dengan mekanisme tersebut, penyaluran gas bersubsidi akan benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan.
“Penggunaan KTP dengan single identity number ini bisa menjadi solusi karena langsung mengenali pemegangnya,” ungkap Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Mudrajad Kuncoro dalam keterangannya, hari ini.
Baca juga: Catat! Beli Gas Elpiji 3 Kg Harus Terdaftar Mulai 1 Januari 2024
Menurut dia, urgensi penggunaan KTP dan/atau KK dalam pembelian gas melon adalah sebagai identifikasi yakni untuk mengetahui apakah pembeli memang orang yang tepat atau tidak.
“Tujuan penggunaan KTP dan/atau KK kan cuma satu yaitu untuk mengidentifikasi apakah memang layak membeli gas tiga kilogram yang disubsidi atau tidak,” urai Mudrajad.
Identifikasi itu penting karena pada akhirnya bisa memperlancar distribusi kepada masyarakat yang memang berhak. Itu sebabnya, Mudrajad juga mengusulkan, jika diperlukan bisa dipergunakan juga kartu identitas lain.
Misalnya, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), dan kartu-kartu lain yang menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan subsidi gas melon.
“Jadi memang harus ada cek dan ricek selain KTP. Apalagi, ada juga kalangan miskin yang tidak memiliki KTP,” kata dia.
Baca juga: Cara Mudah Daftar Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Online Tahun 2024
Selama ini, lanjut Mudrajad, memang sering terjadi bahwa bukan hanya keluarga miskin dan usaha mikro yang menggunakan gas melon, tetapi juga kalangan menengah ke atas.
Padahal, tujuan subsidi adalah membantu kalangan tidak mampu. “Dalam praktik, banyak juga orang kaya dan rumah makan menggunakan gas tiga kilogram itu. Ini kan berarti tidak tepat sasaran,” tuturnya.
Mudrajad juga berharap masyarakat mampu tidak lagi menggunakan gas melon. Alasannya, karena subsidi memang tidak ditujukan untuk mereka.
“Kalangan menengah ke atas harus tahu diri, tidak menggunakan gas tiga kilogram tetapi yang lima kilogram atau 12 kilogram,” jelasnya.
Selain itu, Mudrajad mengusulkan perlu perluasan pemanfaatan jaringan gas. Melalui sambungan pipa langsung ke rumah-rumah, dia menilai, subsidi gas juga bisa lebih tepat sasaran.
"Solusi lain, kita kan punya PGN (Perusahaan Gas Nasional). Kenapa tidak disalurkan dengan pipa langsung ke rumah tangga seperti di negara maju? Di beberapa daerah, PGN sudah masuk dengan cara itu dan feasible secara ekonomi,” tutupnya. (RO/S-2)
Terkini Lainnya
Pasokan Elpiji Subsidi Ditambah 11,4 Juta Tabung Jelang Iduladha
Beli Gas Elpiji 3 Kg Mulai Pakai KTP, ESDM: Pembelian Belum Dibatasi
Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP Mulai 1 Juni 2024
Warga Jatim Diimbau Beli Elpiji Bersubsidi di Pangkalan Resmi
Cara Mudah Daftar Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Online Tahun 2024
Teknologi Digitalisasi, Upaya Pertamina Pastikan BBM dan LPG Tepat Sasaran
Jelang Pilkada, Pemkot Bengkulu Kebut Perekaman KTP
Volume Elpiji Subsidi Turun Gara-Gara Beli Pakai KTP
Cara Cek KTP Sudah Terdaftar NPWP atau Belum, Terakhir 30 Juni 2024
24 Ribu Warga DKI Pindah KTP ke Depok Imbas Penonaktifan NIK
Program Subsidi Motor Listrik Dinilai belum Optimal
Polri Buru Pembuat KTP Palsu Buronan Thailand Chaowalit
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap