visitaaponce.com

Employee Well-Being, Modal Awal Ciptakan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju

Employee Well-Being, Modal Awal Ciptakan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju 
Chairman & Co-Founder GorryWell William Susilo Yunior.(Ist)

INDONESIA akan mengalami usia emas pada tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun dan ditargetkan sudah menjadi negara maju dan sejajar dengan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang besar.

 Untuk mencapai target Indonesia Emas tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul baik dari sisi produktifitas maupun kesehatan fisik dan mental.

 Salah satu sasaran utama Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045 adalah Skor Indeks Modal Manusia menjadi 0,73 dengan tingkat pendapatan per kapita Indonesia menjadi USD 30.300.

Baca juga : Pendekatan People Analytics Bantu Pantau Kinerja SDM Perusahaan

Untuk mencapai tujuan ini, dukungan pihak swasta melalui konsep corporate well-being  sangat dibutuhkan secara signifikan.

Baru-baru ini Menteri BUMN Erick Thohir melalui unggahan di akun media sosialnya mengatakan bahwa kesehatan mental karyawan di perusahaan-perusahaan khususnya BUMN menjadi perhatian pemerintah.

Selama ini, menurut Erick, employee well-being hanya dipandang sebelah mata padahal merupakan hal yang sangat penting.

Baca juga : GorryWell Bantu Perusahaan Optimalkan Kesehatan Karyawan

Melalui Surat Edaran Menteri yang ditandatangani, perusahaan BUMN didorong untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, karena terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan kerja karyawan akan berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan.

Menurut Chairman & Co-Founder GorryWell William Susilo Yunior, konsep corporate well-being saat ini sudah bukan lagi menjadi praktek insidental yang tidak memiliki tujuan jangka panjang. Kegiatan-kegiatan seperti medical check-up, olahraga rutin, konsultasi gizi, dan sebagainya tidak bisa dilakukan secara acak dan jangka pendek. 

“Untuk menjaga produktifitas perusahaan melalui kinerja karyawan, dibutuhkan program terstruktur dari level atas hingga level bawah yang berkesinambungan," jelas William.

Baca juga : Rayakan Hari Kemerdekaan Sembari Tingkatkan Kesehatan Karyawan

"Mengingat di tahun 2045, mereka yang menduduki posisi-posisi di berbagai korporasi adalah mereka yang saat ini masih berusia milenial dan Gen Z sehingga keberlangsungan roda usaha bergantung dari kualitas SDM saat ini,” katanya.

Tren Kesehatan Menurun di Kalangan Karyawan Senior  

Permasalahan utama yang sering terjadi baik di lingkup swasta maupun BUMN adalah tren kesehatan yang menurun di kalangan karyawan usia senior.

Baca juga : Alodokter Upgrade Aloproteksi Korporasi

Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan RI tahun 2018, terjadi kenaikan risiko penyakit jantung dan diabetes pada umur 45 hingga 54 tahun sebesar 400 persen.

Hal tersebut pada ujungnya berpotensi menurunkan produktifitas karyawan, yang pada ujungnya berdampak terhadap kinerja perusahaan.

itambah lagi adanya aturan dalam UU 6/2023 serta PP 45/2015, usia pensiun pada tahun 2023 hingga 2025 diwacanakan akan bertambah. 

Baca juga : Dorong Produktivitas SDM demi Peningkatan Daya Saing Nasional

“Idealnya, produktivitas seseorang dalam sebuah perusahaan harusnya tetap pada titik optimal seiring penambahan usia," ucap William.

Namun kesadaraan masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan bertambahnya usia," ujarnya.

"Selain itu, karyawan muda pun juga rentan terhadap penurunan produktivitas akibat risiko penyakit kronis seperti obesitas dan pre-diabetes, depresi, gerd atau gangguan lambung, tekanan darah tinggi, hingga penyakit akibat kebiasaan merokok,” papar William. 

Baca juga : Kanmo Group Raih Penghargaan Perusahaan dengan Praktik SDM Terbaik

Berdasarkan riset dan Universitas Harvard, biaya produktivitas akibat risiko penyakit kronis ini mencapai 2.3 kali lebih tinggi bagi perusahaan dibandingkan biaya berobat.

Teknologi dapat membantu swasta dan BUMN untuk terus menjaga kesehatan karyawannya baik yang akan masuk usia pensiun maupun yang masih junior.

Berdasarkan data yang dirilis Asian Bank Development, budaya employee wellness bisa menurunkan tingkat kecelakaan kerja hingga 70 persen, meningkatkan profit 21 persen, kepuasan pelanggan 10 persen, menurunkan tingkat absensi karyaan hingga 41 persen serta menurunkan pergantian karyawan 24 persen.

Baca juga : Inilah Barisan Perusahaan Favorit 2023 Versi SWA dan Korn Ferry 

Target pemerintah Indonesia pada tahun 2045 adalah memiliki PDB Nominal sebesar USD9,8 triliun, dengan GNI per kapita USD 30.300, porsi penduduk middle income sebesar 80 persen, kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28 persen , dan penyerapan 25,2 persen  tenaga kerja.

Untuk mencapai sasaran tersebut, sektor swasta dan BUMN di Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia unggul melalui program kesehatan yang berkesinambungan.

Karena persiapan menuju Indonesia Emas hanya 22 tahun lagi, dan potensi di mana usia pensiun bertahap naik hingga mencapai 65 tahun tentu membutuhkan persiapan yang matang dari sisi fokus perusahaan terhadap employee wellness initiatives.

Baca juga : Tingkatkan Kualitas SDM, Kanmo Group Gelar KFL Fellowship Gelombang Kedua 

Hal ini dibutuhkan demi mencapai produktivitas yang optimal di seluruh lapisan karyawan, termasuk karyawan senior terhadap risiko penyakit kronis. 

"GorryWell merupakan penyedia jasa employee wellness dan assistance program yang diterapkan di mitra-mitra perusahaan dengan tujuan mengoptimalkan kebugaran fisik dan psikologis/ mental health karyawan secara holistik," jelas William.

GorryWell meggunakan data dan teknologi dalam penilaian profil kesehatan karyawan yang selanjutnya digunakan dalam perumusan rekomendasi gaya hidup personal pengguna oleh tenaga kesehatan, seperti ahli gizi, trainer maupun psikolog.

Baca juga : Gandeng Darwinbox, FKS Group Kembangkan Talenta Perusahaan

GorryWell membantu perusahaan dalam menerapkan employee wellness program sesuai tujuan yang ingin dicapai, termasuk melalui solusi lifestyle guidance, manajemen stres (stress management), sesi edukasi atau aktivitas wellness dengan topik relevan.

GorryWell juga menyediakan jasa telekonsultasi dengan para coach, termasuk ahli gizi dan psikolog, yang dapat diakses karyawan melalui aplikasi di dalam program terpadu dan berkelanjutan. (S-4)

Baca juga : Danone Raih Penghargaan Bidang Pengembangan dan Kesejahteraan Karyawan

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat