Kondisi Ekonomi Saat Ini Beratkan Masyarakat Menengah ke Bawah
![Kondisi Ekonomi Saat Ini Beratkan Masyarakat Menengah ke Bawah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/0858002b3c7c028c9c893fd4e01110c8.jpg)
KONDISI ekonomi Indonesia saat ini amat berat bagi masyarakat, terutama mereka yang berada dalam golongan menengah ke bawah. Sebabnya ialah kenaikan harga pangan, khususnya beras secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir, sementara pendapatan cenderung tetap.
"Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sangat memberatkan kehidupan masyarakat menengah ke bawah, terutama segmen masyarakat 50% kelas menengah ke bawah. Pasalnya sebagian besar diposal income mereka semakin tersedot untuk memenuhi kebutuhan pokok," kata Analis senior dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita saat dihubungi, Kamis (29/2).
Berdasarkan catatannya, kenaikan harga saat ini sudah mencapai 20% dari kondisi normal tahun lalu. Meski diakui ada fenomena El Nino, namun secara historis, kenaikan harga beras umumnya hanya terjadi di kisaran 5% setiap tahunnya.
Baca juga : Pengamat: Produksi Beras Jatuh, dan Kenaikan Harga dalam 1,5 Tahun Terakhir, Akibat Masalah Struktural
Karenanya, harga beras yang terus merangkak naik dinilai di luar nalar. Tingginya harga komoditas itu amat memengaruhi kemampuan daya beli masyarakat, terutama menengah ke bawah. Sebab, tanpa kenaikan harga beras pun, pendapatan mereka sudah tergerus hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ronny berpandangan, semestinya harga beras dapat mengalami penurunan pada Maret 2024 lantaran terjadi panen raya. Namun di saat yang sama, itu bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran. Karenanya, jika terjadi penurunan harga pun itu tidak akan signifikan layaknya kenaikan sekarang ini.
Belum lagi biaya produksi di level petani juga saat ini terbilang cukup tinggi karena kenaikan harga pupuk. Dus kemungkinan harga beras tetap tinggi masih terbuka lebar. Di saat yang sama, beras impor banyak dialokasikan untuk menggulirkan bansos, alih-alih ke pasar.
Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan
"Inilah sebabnya mengapa harga sulit untuk turun lebih rendah lagi. Dan juga menjadi penyebab mengapa bertambah banyak masyarakat yang merasakan bahwa kondisi ekonomi tak baik-baik saja," kata Ronny.
Kelas menengah ke bawah menjadi kelompok yang paling terpukul dari kondisi tersebut. Kenaikan harga yang cukup tajam sama artinya dengan peningkatan pengeluaran. Padahal tingkat pendapatan cenderung tetap, sebagian justru berkurang.
Alhasil, kemampuan untuk melakukan konsumsi akan relatif melemah. Sebab, uang yang dimiliki masyarakat menengah bawah habis untuk mengimbangi kenaikan harga pangan.
Baca juga : Harga Beras belum Terkendali
"Data-data ekonomi makro tidak terlalu mewakili kehidupan riil masyarakat, karena data tersebut hanya sebagai "big picture" atas perekonomian Indonesia sebagai sebuah negara atau sebuah entitas ekonomi," imbuh Ronny.
"Sebenarnya dari data pertumbuhan ekonomi beberapa triwulan ke belakang sudah terlihat pelemahan konsumsi rumah tangga akibat ketidakstabilan harga-harga barang kebutuhan pokok, mulai dari beras, bawang, cabai, minyak goreng, dan lainya," sambungnya.
Sejalan dengan itu, dalam beberapa waktu terakhir pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga selalu berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi. Itu menurut Ronny, cukup mengindikasikan terjadinya pelemahan daya beli masyarakat.
Demikian halnya dengan data-data inflasi yang secara umum disebutkan terjaga dan terkendali. Jika dilihat lebih dalam, kata Ronny, inflasi pangan bergejolak mengalami kenaikan tajam, mengindikasikan harga-harga pangan juga mengalami kenaikan. (Z-5)
Terkini Lainnya
Harga Beras Kembali Naik Rp500 per Kilogram di Kuningan
Bank Indonesia DIY: Jaga Stabilitas Harga dengan Memperhatikan Kesejahteraan Rakyat
Demurrage Beras Bulog: Anggota DPR Dorong Pengawasan Teknis Lapangan
Harga Beras Turun 4,4 Persen di Tingkat Grosir hingga Eceran
Ini HET Beras Premium Teranyar Sasar Delapan Wilayah
HET Beras Sulit Turun, Jokowi Ungkapkan Penyebabnya
Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus Segera Dilakukan
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Bansos tak Efektif Kurangi Angka Kemiskinan
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap