Saudi Perpanjang Pemangkasan Pasokan Minyak Sejuta Barel Sehari
![Saudi Perpanjang Pemangkasan Pasokan Minyak Sejuta Barel Sehari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/72e41f3f781c6e3705effc3cbbeed877.jpg)
ARAB Saudi mengumumkan pada Minggu (4/3) bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Juni sebagai bagian dari upaya untuk menopang harga. Sumber kementerian energi mengumumkan Riyadh akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar satu juta barel per hari--yang diterapkan sejak Juli 2023--hingga akhir kuartal kedua 2024.
Itu dilaporkan kantor berita resmi Saudi (SPA). "Selanjutnya, untuk mendukung stabilitas pasar, tambahan volume pemotongan ini akan dikembalikan secara bertahap tergantung pada kondisi pasar. Itu diambil melalui koordinasi dengan beberapa negara peserta OPEC+," kata laporan SPA.
OPEC+ ialah blok beranggotakan 23 orang yang dipimpin bersama oleh Riyadh dan Moskow. Perpanjangan tersebut diumumkan pada hari yang sama ketika Rusia mengatakan akan memangkas produksinya hampir setengah juta barel pada kuartal kedua 2024.
Baca juga : Arab Saudi-AS Silang Pendapat Soal Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+
Riyadh pertama kali mengumumkan pemotongan sukarela setelah pertemuan OPEC+ pada Juni 2023. Hal ini menyusul keputusan pada April 2023 oleh beberapa anggota OPEC+ untuk memangkas produksi secara sukarela sebesar lebih dari satu juta barel per hari (bpd). Ini langkah mengejutkan yang sempat menopang harga tetapi gagal menghasilkan pemulihan jangka panjang.
Pada Oktober 2022, OPEC+ setuju mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari. Tindakan ini memicu ketegangan dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang mengatakan bahwa mereka sama saja berpihak pada Rusia dalam perang di Ukraina.
Pengumuman pada Minggu itu berarti produksi Arab Saudi akan tetap pada sekitar sembilan juta barel per hari. Angka ini jauh di bawah kapasitasnya yang sebesar 12 juta barel per hari.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, bergantung pada pendapatan minyak untuk membiayai agenda reformasi ekonomi dan sosial yang ambisius yang dikenal sebagai Visi 2030 yang dimaksudkan untuk memosisikan kerajaan Teluk tersebut menuju masa depan yang sejahtera pascaminyak. Saudi telah berjanji mencapai emisi karbon pada 2060 tetapi menimbulkan skeptisisme yang kuat dari para aktivis lingkungan. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Pemerintah Arab Saudi Ingin Gudeg Jadi Hidangan bagi Jemaah Haji
Ini Klarifikasi Garuda Indonesia Soal Penyesuaian Jadwal Pemulangan Jemaah Haji
Puncak Haji Berbasis Fikih
Tiba Di Tanah Air, Jemaah Haji Embarkasi Makassar Tampil Dengan Pakaian Nyentrik
1.301 Jamaah Meninggal pada Ibadah Haji Tahun Ini
Panja DPR RI Desak Kemenag Patuh pada Kesepakatan Kuota Haji 2024
Dibawa Habib Luthfi, Perusahaan Penyulingan Minyak UEA Bertemu Jokowi untuk Penjajakan
Mengejar Target Lifting Migas Nasional yang Susut
PT Pertamina Hulu Energi Raih Empat Penghargaan Internasional INTARG 2024
5 Jenis Pastry Paling Populer Ini Punya Rasa Menggugah Selera
Lifting Minyak Anjlok, RI akan Terus Ketergantungan Impor
Pertamina Dinilai Sukses Kelola Blok Raksasa
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap