JetBlue dan Spirit Airlines Batalkan Merger setelah Diblokir Pengadilan
JETBLUE dan Spirit Airlines secara resmi membatalkan merger perusahaan mereka pada Senin (5/3). Ini sekitar enam minggu setelah hakim federal memutuskan bahwa merger tersebut melanggar undang-undang antimonopoli AS.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah memosisikan pembelian Spirit senilai US$3,8 miliar oleh JetBlue sebagai hal yang bermanfaat bagi konsumen. Namun hakim federal pada Januari memihak Departemen Kehakiman AS yang berpendapat bahwa penghapusan Spirit tanpa embel-embel akan menyebabkan tarif lebih tinggi.
Perusahaan-perusahaan tersebut mengambil keputusan setelah menyimpulkan bahwa, mengingat situasi hukum, mereka tidak mungkin memenuhi tenggat waktu merger pada 24 Juli 2024. JetBlue akan membayar Spirit US$69 juta sebagai biaya terminasi.
Baca juga : Saham Boeing Menguat meskipun Catatkan Rugi Kuartal II
"Kami yakin merger ini layak untuk dilakukan karena hal ini akan memunculkan pesaing nasional bertarif rendah dan bernilai tinggi bagi maskapai Empat Besar," kata Kepala Eksekutif JetBlue Joanna Geraghty. "Mengingat masih ada hambatan dalam penutupan, kami memutuskan bersama bahwa kepentingan kedua maskapai penerbangan akan lebih baik jika bergerak maju secara independen."
Presiden AS Joe Biden memuji keputusan tersebut dalam postingan di X, sebelumnya Twitter. "Penggabungan ini akan memaksa tarif lebih tinggi dan pilihan lebih sedikit kepada puluhan juta warga Amerika. Keberhasilan bersejarah pemerintahan saya dalam memblokir hal ini merupakan kemenangan bagi konsumen dan persaingan Amerika," katanya.
Saham Spirit merosot 14,5% pada awal perdagangan Senin. Sebaliknya, saham JetBlue naik 3,9%.
Spirit tetap yakin, "Pada masa depan kami sebagai maskapai penerbangan independen yang sukses," kata Chief Executive Ted Christie dalam pernyataan perusahaan. "Setelah mendiskusikan pilihan kami dengan penasihat dan JetBlue, kami menyimpulkan bahwa hambatan peraturan saat ini tidak memungkinkan kami untuk menutup transaksi ini secara tepat waktu berdasarkan perjanjian merger," tambahnya.
"Kami kecewa karena kami tidak dapat mencapai kesepakatan yang dapat menghemat ratusan juta dolar bagi konsumen," katanya. Spirit mengatakan pihaknya telah merekrut penasihat dalam upaya pembiayaan kembali dan mengurangi pembayaran utang. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Wapres Tekankan 3 Pesan Strategis untuk Pelaku Bisnis Syariah
PLN Dinilai Makin Matang Jalankan Bisnis
3 Tantangan dan Kendala UMKM untuk Bertumbuh
Harita Nickel Bagikan Dividen Rp1,6 Triliun
Gen Z dan Milenial, Ini yang Diperhatikan dalam Memilih Pekerjaan
Melaney Ricardo gandeng Jenama Lokal Crusita Luncurkan Koleksi Wewangian
Garuda Penjemput Jemaah Haji Alami Masalah Mesin, Pesawat Pengganti Diterbangkan
Data Penerbangan tidak Disimpan di PDNS, Kemenhub: Tidak Ada Gangguan
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Vietjet Masuk Jajaran 50 Perusahaan Terbaik versi Forbes Vietnam
Etihad Airways Luncurkan Penerbangan Langsung Rute Abu Dhabi-Bali
Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap