visitaaponce.com

Produksi Industri Jerman Pulih pada Januari

Produksi Industri Jerman Pulih pada Januari
Pabrik Bayer di Leverkusen, Jerman bagian barat.(AFP/Ina Fassbender)

PRODUKSI industri Jerman naik untuk pertama kali dalam hampir satu tahun pada Januari. Data resmi menunjukkan itu pada Jumat (8/3). Ini memicu harapan bahwa perlambatan manufaktur di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut telah mencapai titik terendahnya.

Output naik 1,0% bulan ke bulan, kata badan statistik federal Destatis, setelah revisi penurunan dua persen pada Desember. Analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan rebound lebih kecil yaitu 0,7%.

"Produksi industri dimulai pada 2024 dengan peningkatan nyata pertama sejak Februari 2023," kata Kementerian Perekonomian Jerman dalam suatu pernyataan. Produksi di sektor kimia, makanan, dan perakitan mesin meningkat tajam pada Januari, kata Destatis, tetapi manufaktur otomotif menurun.

Baca juga : Inflasi Zona Euro Terus Turun pada Februari

Inflasi yang tinggi, mahalnya energi, dan melemahnya permintaan dari pasar utama Tiongkok membebani sektor manufaktur utama Jerman dalam beberapa bulan terakhir. Perlambatan industri telah berkontribusi pada penurunan perekonomian Jerman yang lebih luas hingga 0,3% pada 2023.

"Ada tanda-tanda menuju titik terendah. Namun angka-angka tersebut masih menunjukkan kontraksi ekonomi lain pada kuartal pertama tahun ini," kata ekonom ING Carsten Brzeski.

"Rebound dalam waktu dekat masih terlihat tidak mungkin terjadi. Bahkan jika ada titik terang di ujung terowongan yang semakin terlihat seperti terowongan yang sangat panjang."

Lembaga-lembaga ekonomi terkemuka pada minggu ini menurunkan perkiraan pertumbuhan Jerman pada 2024. Mereka mengatakan bahwa pemulihan akan memakan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Institut IfW Kiel kini memperkirakan produksi akan meningkat hanya 0,1% tahun ini alias turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 0,9%. Institut Ifo memangkas perkiraan ekspansinya dari 0,7% menjadi 0,2%. Lembaga DIW Jerman kini memperkirakan tidak akan melihat pertumbuhan pada 2024. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat